ilustrasi angka (pexels.com/Black ice)
Menurut tulisan berjudul Matematika dalam Islam Abad Pertengahan karya Lennart Berggren, pecahan desimal ini pertama kali muncul dalam buku karya matematikawan Arab Abu'l-Hasan al-Uqlidisi yang ditulis pada abad ke-10. Tabel logaritma yang disiapkan oleh John Napier pada tahun 1614 dan 1619 menggunakan titik sebagai pemisah desimal, yang kemudian diadopsi oleh Henry Briggs dalam karyanya yang berpengaruh pada abad ke-17.
Dari Ensiklopedia Universal Santillana, di Prancis, titik sudah digunakan dalam percetakan untuk membuat angka Romawi lebih mudah dibaca, jadi koma dipilih. Banyak negara lain, seperti Italia, juga memilih menggunakan koma untuk menandai posisi satuan desimal.
Lalu, mengutip dari buku Tanda dan simbol matematika yang digunakan dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi, negara-negara berbahasa Inggris menggunakan koma untuk memisahkan urutan tiga digit.