ilustrasi pelajar(IDN Times/Mardya Shakti)
Berdasarkan survei terhadap lebih dari 100 siswa Binus School Bekasi, kebanyakan siswa yang memilih mata pelajaran STEM dalam Cambridge IGCSE, ingin berkarier dalam pekerjaan yang terkait bidang STEM di masa mendatang. Beberapa lulusan dari Binus School Bekasi bahkan berhasil membangun perusahaan rintisan (startup) mereka sendiri.
Selain itu, Cambridge berakar pada pendekatan ‘pembelajaran aktif’ untuk membantu pelajar berkembang pada fase dasar dari Bloom’s Taxonomy. Hal tersebut memungkinkan pelajar ikut serta secara aktif dalam proses kognitif yang lebih kompleks, seperti evaluasi informasi dan menciptakan ide baru dari hal tersebut serta membangun dasar pengetahuan yang kokoh.
“Hal tersebut sangatlah penting mengingat STEM adalah bagian dari masa depan generasi kami. Bersamaan dengan arus globalisasi, tingkat penggunaan teknologi mutakhir semakin meningkat dan telah berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi saat ini. STEM mendorong penggunaan pemikiran kritis serta pemecahan masalah kreatif yang dapat mencetak generasi inovator masa depan,” jelas salah satu siswa yang berpartisipasi dalam survei tersebut.
Melalui dukungan yang kuat dari kurikulum STEM, telah terbukti bahwa sekolah punya peran penting untuk menjembatani celah antara pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan di era transformasi digital. Baik perguruan tinggi global maupun sekolah berbasis Cambridge di Indonesia, telah mengakui manfaat dari mata pelajaran STEM terhadap perkembangan siswa.
Terlepas dari keinginan siswa untuk mendalami STEM di masa mendatang, dengan dukungan dari Pemerintah Indonesia, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak pelajar Indonesia yang dapat merasakan manfaat positif dari industri 4.0. Salah satunya mampu memenuhi lapangan pekerjaan yang lebih luas serta penghasilan lebih tinggi.