Ilustrasi belajar di kelas (pexels.com/Julia M Cameron)
I. Mata Pelajaran Wajib
Alokasi :
Intrakulikuler Per Tahun = 1. 044
Kokurikuler Per Tahun = 360
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 1.404
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 108
2. Pendidikan Pancasila
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 108
3. Bahasa Indonesia
Intrakulikuler Per Tahun = 180
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 216
4. Matematika
Intrakulikuler Per Tahun = 144
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 180
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Intrakulikuler Per Tahun = 144
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 180
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Intrakulikuler Per Tahun = 108
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 144
7. Bahasa Inggris
Intrakulikuler Per Tahun = 108
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 144
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 108
9. Informatika
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 108
10. Seni, Budaya dan Prakarya
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = 36
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 108
II. Mata Pelajaran Pilihan
1. Koding dan Kecerdasan artifisial
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = -
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 72
III. Muatan Lokal
Intrakulikuler Per Tahun = 72
Kokurikuler Per Tahun = -
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 72
Catatan :
1. Jumlah mata pelajaran wajib + mata pelajaran pilihan/ muatan lokal
Intrakulikuler Per Tahun = 1116
Kokurikuler Per Tahun = 360
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 1476
2. Total jam pelajaran mata pelajaran wajib + mata pelajaran pilihan + muatan lokal
Intrakulikuler Per Tahun = 1188
Kokurikuler Per Tahun = 360
Total Jam Pelajaran Per Tahun = 1548
Pendidikan agama diikuti oleh peserta didik berdasarkan keyakinan masing-masing. Ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sekolah juga diwajibkan menyediakan paling tidak dua jenis seni dan prakarya, di mana peserta didik bisa memilih salah satunya.
Kecerdasan artifisial dan koding mulai dimasukkan ke dalam kurikulum tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hal ini sejalan dengan masukan dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, memasukan koding ke dalam kurikulum sejalan dengan misi Indonesia emas.