Ilustrasi umat Buddha Thailand (pexels.com/Pixabay)
Melansir laman Medium, masyarakat Thailand begitu menerima perbedaan atau toleransi terkait ladyboy ini. Para transgender bisa secara bebas mengekspresikan diri mereka, bahkan di depan publik sekalipun. Pasalnya, mereka sudah menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Lalu mengapa jumlah mereka sangat banyak?
Sebenarnya para peneliti tidak mengetahui penyebab pasti mengapa jumlah ladyboy sangat besar di Thailand. Tapi mereka memiliki prediksi bahwa agama Buddha mungkin memiliki peran. Pasalnya, lebih dari 85 persen warga Thailand beragama tersebut.
Seorang antropolog budaya dan profesor di University of Maryland, Amerika Serikat, John L. Caughey, memberikan pendapatnya terkait fenomena ini. Menurutnya, banyaknya ladyboy mungkin karena pengaruh Buddhisme, yang mengajarkan tentang persatuan terlepas dari perbedaan seksual.
“Salah satu kecenderungan dalam agama Buddha adalah perasaan, kepercayaan, dan pengakuan bahwa manusia adalah satu, terlepas dari perbedaan seperti ras, jenis kelamin, dan orientasi seksual,” katanya.
Kemudian, Peter Jackson, seorang profesor sejarah Thailand di Universitas Nasional Australia, meneliti tentang sejarah agama Buddha, gender, dan seksualitas di Negeri Gajah Putih tersebut. Dalam penelitiannya tentang budaya sesama jenis dan transgender di Thailand, dia menemukan bahwa Buddhisme Thailand tidak melarang homoseksualitas.
“(Perilaku) sesama jenis dan transgender secara historis telah diabaikan oleh otoritas agama dan hukum Thailand. (Agama) Buddha Thailand tidak menganggap sesama jenis antara laki-laki atau perempuan sebagai dosa,” lanjutnya.