Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber Gambar : blogs.newsleader.com

Halo anakku, lama tak mendengar kabar darimu.

Kabar terakhir sewaktu kau menanyakan perihal uang bulanan, tepat sebulan yang lalu. Meski begitu Ayah dan Ibu juga ingin tahu kabar darimu. Namun, kami memang enggan terlalu sering meneleponmu. Takut mengganggu, pikir kami. Toh, anak Ayah dan Ibu ini sudah dewasa dan berhak melihat dunia yang luas.

Mungkin jauh di sana kau sedang asyik bergelut dengan sejumlah kegiatan khas mahasiswa, atau juga bercengkerama dengan teman-temanmu yang berasal dari berbagai kota. Kami pernah muda, tentu kami tahu bagaimana rasanya. Akan risih sekali jika Ayah dan Ibumu ini selalu merecokimu dengan berbagai pertanyaan bernada khawatir khas orangtua.

Meski begitu Ayah dan Ibu sedikit banyak bertanya apa kabar dengan studimu, sudah selesaikah skripsimu yang pernah kau keluhkan dulu?

“Sudah sampai mana skripsimu? Apakah dosen pembimbingmu baik dan mau membimbingmu?”

Namun, pertanyaan yang sudah ada di ujung lidah itu kembali kami telan dalam-dalam. Kami tak mau membebani pikiranmu. Ayah dan Ibu tak ingin buah hati kami ini justru merasa terbeban dengan pertanyaan yang tak kami sadari akan kami lontarkan tanpa henti. Sungguh, kami tak bermaksud membebani, kami hanya ingin mengobati rasa khawatir yang ada di dalam hati.

Meski demikian, Ayah dan ibu lebih memilih untuk percaya padamu. Anak Ayah dan Ibu ini sudah dewasa, dia pasti sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Buah hati kami pasti bisa berhasil menyelesaikan studinya. Nak, kau harus ingat, seterjal apapun jalan yang sekarang ini sedang kau tapaki, selalu ada kami lengkap dengan doa yang tersimpan rapi untuk kami ucapkan tiap malam hari. Jadi kau tak perlu lagi memelihara rasa cemas di dalam hati.

Nak, jangan pernah menyerah. Segala perjuangan dan proses panjang yang kau rasakan akan terbayar lunas saatnya nanti.

Editorial Team

Tonton lebih seru di