Halo anakku, lama tak mendengar kabar darimu.
Kabar terakhir sewaktu kau menanyakan perihal uang bulanan, tepat sebulan yang lalu. Meski begitu Ayah dan Ibu juga ingin tahu kabar darimu. Namun, kami memang enggan terlalu sering meneleponmu. Takut mengganggu, pikir kami. Toh, anak Ayah dan Ibu ini sudah dewasa dan berhak melihat dunia yang luas.
Mungkin jauh di sana kau sedang asyik bergelut dengan sejumlah kegiatan khas mahasiswa, atau juga bercengkerama dengan teman-temanmu yang berasal dari berbagai kota. Kami pernah muda, tentu kami tahu bagaimana rasanya. Akan risih sekali jika Ayah dan Ibumu ini selalu merecokimu dengan berbagai pertanyaan bernada khawatir khas orangtua.