Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
The Hunger
The Hunger (dok. Goodreads)

Intinya sih...

  • Company of Liars – Karen MaitlandSembilan orang asing berkelana saat wabah Black Death melanda Inggris, membawa beban masa lalu yang bisa menghancurkan mereka.

  • Between Two Fires – Christopher BuehlmanKsatria Thomas melindungi gadis kecil di Prancis 1348, dalam perang besar antara Surga dan Neraka di tengah wabah.

  • The Hunger – Alma KatsuRombongan Donner Party terjebak di pegunungan bersalju pada 1846, dengan sesuatu di hutan yang lapar akan jiwa manusia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kisah nyata sering kali lebih menyeramkan daripada fiksi. Namun, beberapa penulis berhasil menggabungkan keduanya menjadi karya yang membuat bulu kuduk merinding sekaligus menggetarkan hati. Melalui latar sejarah kelam, mereka menciptakan novel-novel yang bukan hanya menakutkan, tetapi juga penuh refleksi tentang sisi gelap manusia.

Dalam kumpulan novel berikut, horor tidak hanya datang dari makhluk gaib atau kutukan misterius, melainkan juga dari kenyataan sejarah itu sendiri. Dari Eropa abad pertengahan hingga Amerika abad ke-19, lima novel horor fiksi sejarah ini membuktikan bahwa masa lalu menyimpan kengerian yang tak kalah menakutkan dari film horor modern. Siap menelusuri ketakutanmu?

1. Company of Liars – Karen Maitland

Company of Liars (dok. Laren Maitland)

Saat wabah Black Death melanda Inggris, sembilan orang asing berkelana bersama untuk melarikan diri dari kehancuran. Namun, semakin jauh berjalan, semakin jelas bahwa bahaya sebenarnya bukan hanya penyakit yang menyebar, melainkan rahasia dan dosa yang mereka sembunyikan. Setiap karakter membawa beban masa lalu yang bisa menghancurkan mereka semua.

Karen Maitland memadukan sejarah abad pertengahan dengan takhayul dan dongeng rakyat menjadi kisah kelam tentang ketakutan manusia. Melalui atmosfer yang suram dan penuh simbol, novel ini menunjukkan bahwa dalam situasi genting, manusia bisa menjadi ancaman paling mematikan bagi sesamanya.

2. Between Two Fires – Christopher Buehlman

Between Two Fires (dok. Goodreads)

Berlatar 1348 di Prancis yang dilanda Black Death, seorang ksatria jatuh bernama Thomas ditugaskan melindungi seorang gadis kecil yang mengaku bisa melihat malaikat. Perjalanan mereka melewati desa-desa kosong dan tanah yang hancur oleh wabah, sementara kekuatan jahat mengintai di setiap sudut.

Christopher Buehlman menghadirkan kisah sejarah yang berpadu dengan kengerian. Ia menampilkan dunia di mana wabah bukan sekadar bencana, melainkan bagian dari perang besar antara Surga dan Neraka. Hasilnya adalah gambaran mencekam tentang dunia yang kehilangan harapan, di mana iman dan keputusasaan saling bertarung di tengah kehancuran.

3. The Hunger – Alma Katsu

The Hunger (dok. Goodreads)

Kisah terkenal tentang rombongan Donner Party yang terjebak di pegunungan bersalju pada 1846 menjadi dasar dari novel ini. Namun, Alma Katsu memberikan sentuhan horor yang lebih gelap, bahwa kelaparan dan kedinginan bukan satu-satunya musuh mereka. Ada sesuatu di hutan yang bersembunyi, sesuatu yang lapar akan jiwa manusia.

Menggabungkan catatan sejarah dengan elemen supranatural, Katsu menulis kisah yang menggambarkan batas tipis antara manusia dan monster. Dalam kondisi ekstrem, moral dan kemanusiaan perlahan terkikis, dan pembaca dipaksa bertanya apa yang sebenarnya membuat kita tetap manusia saat semua harapan telah hilang?

4. The Ballad of Black Tom – Victor LaValle

The Ballad of Black Tom (dok. Mac Millan)

Victor LaValle menulis ulang cerita klasik The Horror at Red Hook karya H. P. Lovecraft dari sudut pandang seorang pria kulit hitam bernama Charles Thomas Tester di Harlem pada 1920-an. Ketika Tom terseret dalam dunia kekuatan gelap dan ritual kuno, ia menemukan bahwa horor sejati tidak hanya datang dari alam gaib, tetapi juga dari rasisme dan ketidakadilan sosial.

Melalui narasi yang tajam dan penuh makna, LaValle mengubah kisah Lovecraft yang penuh prasangka menjadi potret mengerikan tentang kehidupan kaum kulit hitam di masa segregasi. Novel ini bukan sekadar cerita horor, melainkan juga perlawanan terhadap sejarah yang kejam, di mana monster nyata sering kali memakai wajah manusia.

5. HEX – Jenni Fagan

HEX (dok. Waterstones)

Berdasarkan pengadilan penyihir North Berwick pada 1590, HEX bercerita tentang Geillis Duncan, remaja yang dijatuhi hukuman mati karena dianggap melakukan sihir. Dalam sel penjara yang gelap, ia menanti ajal sambil berbicara dengan sosok misterius dari masa depan, merenungkan hidupnya dan ketidakadilan yang menimpanya.

Dengan gaya puitis dan penuh emosi, Jenni Fagan memberikan suara pada mereka yang selama ini dibungkam sejarah. HEX bukan hanya kisah horor tentang penyiksaan dan kematian, tetapi juga tentang keberanian perempuan yang menolak tunduk pada kekuasaan patriarki. Novel ini membuat pembaca mempertanyakan siapa sebenarnya penyihir dalam sejarah manusia.

Novel-novel ini membuktikan bahwa sejarah menyimpan kengerian yang tak lekang oleh waktu. Di balik peristiwa nyata, ada kisah tentang penderitaan, keputusasaan, dan perjuangan yang tetap relevan hingga kini. Jadi, di antara semua kisah nyata yang menyeramkan ini, peristiwa sejarah mana yang paling ingin kamu baca versinya dalam bentuk horor?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team