Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
novel The Warm Hands of Ghosts, The Dutch House, dan The Mill on the Floss (penguinrandomhouse.com)

Intinya sih...

  • Gender saudara kandung tidak mempengaruhi kepribadian, tapi memengaruhi keputusan di masa depan, menurut riset dari Victoria University of Wellington.
  • Riset di Denmark dan AS menemukan perempuan dengan saudara laki-laki cenderung berpenghasilan lebih rendah, sementara di Asia, perempuan dengan adik perempuan condong menikah awal.
  • Novel klasik hingga kontemporer membahas dinamika saudara beda gender, seperti The Moorland Cottage, The Warm Hands of Ghosts, dan The Dutch House.

Ada teori kalau gender saudara kandung itu secara tidak langsung bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Namun, sekelompok akademisi dari Victoria University of Wellington lewat The Conversation pernah mempublikasikan hasil temuan mereka dari 85.000 sampel. Hasilnya ternyata tidak sama dengan riset dan asumsi yang berkembang. 

Bukannya mempengaruhi kepribadian dan gender conformity (perilakunya sesuai dengan stereotip dan ekspektasi gender yang berlaku), keberadaan saudara kandung beda gender ternyata lebih berpengaruh pada keputusan mereka di masa depan. Misalnya, hasil riset di Denmark dan Amerika Serikat menemukan kalau perempuan dengan saudara laki-laki cenderung berpenghasilan lebih rendah.

Sementara itu, di Asia, perempuan dengan adik perempuan condong menikah awal dan sebaliknya, perempuan dengan kakak perempuan kebanyakan memilih menunda menikah. Ini diamini riset Doughty, dkk. dalam Journal of Family Issues pada 2015 yang menemukan kalau keberadaan saudara kandung beda gender bisa jadi prediktor dalam keputusan mereka saat menjalin hubungan romantis. 

Memang belum banyak studi spesifik dan satu suara soal saudara beda gender, tetapi dinamika relasi mereka sudah jadi bahan psikoanalisis menarik dalam berbagai karya sastra. Bahkan, beberapa penulis novel klasik pun membahas dinamika itu, terutama dari perspektif peran dan ekspektasi gender yang berkembang pada masa itu. Mau tahu lebih jauh? Berikut lima rekomendasi novel klasik sampai kontemporer yang bisa kamu baca!

1. The Moorland Cottage

The Moorland Cottage (simonandschuster.com)

The Moorland Cottage adalah novel klasik berlatar Inggris abad ke-19 yang mengikuti dinamika saudara kandung beda gender bernama Maggie dan Edward. Mereka dibesarkan dengan cara berbeda. Orangtua mereka memanjakan Edward dan sebaliknya, menuntut Maggie berkorban.

Awalnya melihat ini sebagai sesuatu yang wajar, Maggie mulai mempertanyakan esensi dari perlakuan itu. Ia pun mencoba mencari definisi eksistensinya sendiri daripada sekedar saudara perempuan Edward. Terutama setelah ia mulai tumbuh dewasa dan merasakan dorongan untuk bisa mandiri. 

2. The Warm Hands of Ghosts

The Warm Hands of Ghosts (penguinrandomhouse.com)

The Warm Hands of Ghosts adalah buku fiksi sejarah dengan sentuhan magical realism yang cukup difavoritkan penggemar novel fantasi. Berlatar Perang Dunia I, buku mengikuti Laura, perempuan yang pernah jadi perawat di medan perang. Satu hari, beberapa waktu setelah perang berakhir, ia dapat pesan yang mengindikasikan kalau saudara laki-lakinya belum meninggal seperti yang ia kira.

Laura akhirnya pergi kembali ke Prancis untuk mencari keberadaan sang adik. Novel ditulis dari dua sudut pandang berbeda yang nantinya bakal bertemu di satu waktu. Kalau suka novel fiksi sejarah dan drama keluarga yang menghangatkan hati, bacalah buku ini. 

3. The Dutch House

The Dutch House (harpercollins.com)

The Dutch House berlatarkan 1950-an sampai 2000-an dan mengikuti hubungan hangat dua kakak beradik, Maeve dan Danny. Mereka terusir dari rumah setelah ayah mereka meninggal dan rumah mewah mereka dikuasai sang ibu tiri. Beruntung, sang ayah mewarisi mereka tabungan pendidikan. 

Berbekal akses pendidikan, keduanya bekerja sama membangun kembali hidup mereka yang sempat berantakan itu. Dengan konteks Amerika Serikat dan sistem ekonomi kapitalisnya, novel ini tak hanya menyajikan drama, tetapi juga komentar sosial yang oke. Kedewasaan Maeve dan kelincahan Danny benar-benar sebuah kombinasi yang dinamis dan ciamik di novel ini. 

4. Nightcrawling

Nightcrawling (penguinrandomhouse.com)

Nightcrawling bukan tipe novel yang menghangatkan hati layaknya The Dutch House. Sebaliknya, kamu akan diperkenalkan pada dua kakak beradik yang hidupnya terlunta-lunta karena kecerobohan orangtua mereka. Sang adik laki-laki masih dalam fase denial dan kukuh meraih mimpinya yang hampir mustahil. 

Sementara itu, sang kakak perempuan, Kiara, terpaksa menceburkan diri dalam bisnis ilegal demi bertahan hidup. Perbedaan psikologi keduanya jadi sebuah bahasan yang menarik, selain tentu plotnya yang getir dan menegangkan. Mirisnya, novel ini terinspirasi sebuah skandal nyata yang melibatkan institusi kepolisian Amerika Serikat. 

5. The Mill on the Floss

The Mill on the Floss (penguinrandomhouse.com)

Punya kemiripan dengan novel The Moorland Cottage, novel klasik karya George Elliot ini juga mengikuti balada seorang perempuan dengan saudara kandung laki-laki. Maggie, si lakon adalah anak kedua dari dua bersaudara. Sejak kecil, perbedaan cara orangtuanya memperlakukan dirinya dan sang kakak cukup kentara.

Dengan saksama, Elliot mengekspos bagaimana terkungkungnya Maggie. Terutama dari fakta bahwa semua hal yang hendak ia lakukan harus menunggu persetujuan keluarga, terutama anggota keluarga laki-laki. Novel juga mengikuti bagaimana Maggie dengan latar belakangnya itu membuat keputusan saat koneksinya meluas. 

Benar saja, ketimbang kepribadian, keberadaan saudara beda gender punya pengaruh besar terhadap proses pembuatan keputusan. Menarik juga melihat bagaimana riset akademik dan novel yang ditulis berdasar pengalaman empirik bisa saling melengkapi dan mengamini. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team