Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Soeharto meresmikan Jalan Layang Cawang-Priok, 9 Maret 1990 (instagram.com/tututsoeharto)

Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya, Pancasila mengalami berbagai proses dinamika yang berbeda-beda, termasuk pada masa Orde Baru. Seperti yang kita pelajari saat di bangku sekolah, masa Orde Baru ditandai dengan tragedi kudeta pada 30 September 1965 silam yang disebut momentum G30S/PKI.

Pada malam itu, ada sekitar enam jenderal yang meninggal sekaligus menandai runtuhnya rezim Demokrasi Terpimpin yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Setelah tragedi itu, kira-kira bagaimana penerapan Pancasila pada masa Orde Baru? Serta apa kelemahan dan kelebihannya? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!

1. Awal mula dimulainya Orde Baru oleh Soeharto

Presiden Soeharto (https://www.instagram.com/tututsoeharto)

Melalui Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan Supersemar, TNI AD memiliki kekuatan politik sehingga berwenang untuk membubarkan PKI yang pada saat itu dianggap bertanggung jawab dalam peristiwa G30S/PKI. Selain itu, Supersemar juga menandai berakhirnya pemerintahan Soekarno kala itu.

Pada akhirnya, Presiden Soekarno kehilangan jabatan tertinggi negara tersebut Melalui TAP No.XXXIII/MPRS/1967 sekaligus mendudukkan Soeharto sebagai seorang Pejabat Presiden. Setahun kemudian, melalui TAP No. XLIII/MPRS/1968, Soeharto lalu diangkat menjadi Presiden definitif atau sudah pasti serta tidak bersifat sementara.

2. Penerapan Pancasila pada masa Orde Baru

Editorial Team

Tonton lebih seru di