Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rekomendasi Buku Memoar Keluarga Disfungsional Terbaik

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Monstera Production)
Intinya sih...
  • Educated oleh Tara Westover: - Kisah luar biasa tentang ketahanan dan keinginan untuk meraih pendidikan di tengah lingkungan berbahaya. - Menawarkan kekuatan untuk mendefinisikan diri terlepas dari latar belakang yang membelenggu.
  • The Glass Castle oleh Jeannette Walls: - Memotret masa kecil miskin di bawah orang tua alkoholik namun karismatik. - Menggambarkan harapan dan ketahanan dalam kondisi sulit serta kompleksitas cinta dalam keluarga yang tidak berfungsi.
  • Pulang oleh Leila S. Chudori: - Merefleksikan trauma dan perpecahan keluarga akibat peristiwa politik masa lalu. - Menggambarkan ideologi dan pengasingan politik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu sedang mencari bacaan yang mampu menyentuh sisi emosional terdalam, sekaligus memberikan perspektif baru tentang perjuangan, penyembuhan, dan rumitnya hubungan yang kompleks? Kalau ya, maka rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional ini wajib kamu pertimbangkan, nih. 

Buku-buku dalam genre ini gak hanya menyuguhkan kisah personal yang jujur, tetapi juga seringkali berfungsi sebagai cermin bagi pembaca yang mungkin memiliki pengalaman serupa. Dengan kelima buku ini, kamu seperti memiliki teman yang berbagi rasa, empati dan refleksi diri, nih.


1. Educated oleh Tara Westover

buku Educated oleh Tara Westover
buku Educated oleh Tara Westover (goodreads.com/Tara Westover)

Educated merupakan sebuah pilihan yang sangat kuat sebagai rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional karena buku ini menawarkan kisah luar biasa tentang ketahanan dan keinginan untuk meraih pendidikan di tengah-tengah lingkungan yang secara fisik dan emosional berbahaya. Tara Westover dibesarkan oleh orang tua survivalis di pegunungan Idaho tanpa pendidikan formal, seringkali menghadapi kekerasan fisik dan psikologis dari salah satu anggota keluarganya. Namun, Tara tetap berjuang untuk belajar hingga akhirnya ia mencapai titik kuliah di Cambridge dan Harvard. 

Nilai utama yang bisa kamu dapatkan dari kisah ini adalah kekuatan untuk meraihi pendidikan terbaik dan betapa dahsyatnya tekad seorang individu untuk mendefinisikan kembali dirinya, terlepas dari latar belakang yang membelenggu. Buku ini bergenre memoir dan tema utamanya adalah konflik keluarga, coming of age, dan pencarian jati diri melalui ilmu pengetahuan. Gaya penulisan Tara Westover sangat memukau, di mana ia mampu merangkai pengalaman yang brutal menjadi prosa yang indah dan reflektif, mempertahankan alur yang kuat dan menggugah dari awal hingga akhir. 

Buku ini ditulis oleh Tara Westover sendiri, dan diterbitkan oleh Random House Amerika Serikat.Kisah ini benar-benar akan membawamu melalui perjalanan emosional yang intens, lho.


2. The Glass Castle oleh Jeannette Walls

buku The Glass Castle oleh Jeannette Walls
buku The Glass Castle oleh Jeannette Walls (goodreads.com/Jeanette Walls)

The Glass Castle sering disebut sebagai salah satu memoir terbaik sepanjang masa dan menjadikannya sebuah rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional yang tak terbantahkan. Buku ini memotret secara gamblang tentang masa kecil yang miskin dan nomaden, di bawah pengasuhan orang tua yang karismatik namun alkoholik dan gak bertanggung jawab. 

Jeannette Walls menceritakan bagaimana ia dan saudara-saudaranya harus bertahan hidup dengan kecerdasan dan kekuatan mereka sendiri, seringkali tanpa makanan atau tempat tinggal yang stabil, sambil tetap menyeimbangkan cinta dan kekecewaan terhadap orang tua mereka. Nilai dari memoir ini adalah bagaimana harapan dan ketahanan bisa tetap bersemi bahkan dalam kondisi yang paling sulit, serta kompleksitas cinta dalam sebuah keluarga yang gak berfungsi.

Memoir ini memiliki tema tentang kemiskinan, kecanduan, dan ikatan persaudaraan yang kuat. Gaya penulisan Walls sangat lugas, mengalir, dan alur yang disusun secara kronologis yang terasa seperti obrolan yang jujur, penuh anekdot yang terkadang lucu, terkadang menghancurkan. Pastinya, buku ini akan membuatmu merenungkan apa sebenarnya arti menjadi orang tua dan bagaimana masa kecil membentuk kita.


3. Pulang oleh Leila S. Chudori

ilustrasi Pulang oleh Leila S. Chudori
ilustrasi Pulang oleh Leila S. Chudori (goodreads.com/Leila S.Chudori)

Sebagai rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional dari Indonesia, Pulang karya Leila S. Chudori, meskipun bergenre fiksi, sering dianggap merefleksikan trauma dan perpecahan keluarga yang timbul akibat peristiwa politik masa lalu yang sangat nyata. Buku ini dipilih karena kemampuannya menggambarkan bagaimana ideologi dan pengasingan politik dapat menciptakan luka yang dalam dan berkepanjangan pada sebuah keluarga, memutus ikatan, dan meninggalkan jurang kesalahpahaman antar generasi. 

Dari buku ini, kamu jadi bisa memahami secara mendalam tentang sejarah kelam Indonesia dari kacamata keluarga yang terpecah, serta upaya untuk mencari kebenaran dan rekonsiliasi. Tema sentral dalam buku ini adalah pengasingan, ingatan, politik, dan upaya untuk kembali dan menyembuhkan luka keluarga. 

Gaya penulisan Chudori sangat kaya dengan deskripsi, puitis, dan memiliki alur yang melompat-lompat antara masa lalu (antara Paris dan Jakarta) dan masa kini, yang justru membangun ketegangan dan kedalaman narasi. 


4. Dear Life oleh Alice Munro

buku Dear Life oleh Alice Munro
buku Dear Life oleh Alice Munro (goodreads.com/Alice Munro)

Memilih buku kumpulan cerita pendek Dear Life sebagai rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional mungkin dianggap antimainstream, tapi di bagian akhir buku ini, cerpen "Finale" menjadi serangkaian empat kisah yang secara eksplisit bersifat otobiografi dan berfokus pada dinamika keluarga Munro di masa kecilnya di pedesaan Ontario. Bagian ini dipilih karena menawarkan potret yang halus namun menampakkan secara jelas kerumitan hubungan orang tua dan anak.

Hal tersebut menggambarkan disfungsi yang bukan bersifat kekerasan eksplisit, melainkan kesulitan finansial, harapan yang tak terpenuhi, dan tekanan sosial yang membentuk kepribadian yang kompleks. Nilai yang bisa kamu dapatkan dari buku ini adalah pemahaman tentang bagaimana kenangan (bahkan yang dianggap biasa), ternyata dapat menyimpan beban emosional yang besar dan akhirnya kita terus bergulat dengan ‘warisan’ keluarga kita.

Genre buku ini adalah kumpulan cerita pendek, dengan bagian "Finale" yang bergenre memoir. Tema sentralnya tentang ingatan, masa lalu di pedesaan, hubungan ibu-anak yang rumit, dan pembentukan identitas. Gaya penulisan Alice Munro, peraih Nobel Sastra, terkenal karena kedalamannya yang psikologis, dengan alur yang seringkali bergerak maju dan mundur dalam waktu, mengungkap karakter sedikit demi sedikit memberikan kejutan emosional yang mendalam.

5. Maybe You Should Talk to Someone oleh Lori Gottlieb

buku Maybe You Should Talk to Someone oleh Lori Gottlieb
buku Maybe You Should Talk to Someone oleh Lori Gottlieb (goodreads.com/Lori Gottileb)

Meskipun secara teknis bukan memoir keluarga tradisional, Maybe You Should Talk to Someone layak dijadikan rekomendasikan karena menawarkan perspektif unik dari seorang terapis yang juga menjadi pasien, secara efektif membedah bagaimana pola keluarga yang disfungsional berlanjut hingga masa dewasa. Lori Gottlieb menceritakan kisah-kisah pasiennya (dan kisahnya sendiri) dengan kehangatan dan humor, memperlihatkan bagaimana trauma dan kebiasaan keluarga yang diwariskan memengaruhi hubungan, karier, dan kebahagiaan kita saat ini. 

Melalui buku ini, kamu jadi menyadari pentingnya terapi dan introspeksi sebagai alat untuk memutus siklus disfungsi, serta pemahaman bahwa kita semua sedang berjuang. Buku ini bergenre memoir non-fiksi dan psikologi, dengan tema utama tentang terapi, hubungan, kehilangan, dan penyembuhan. Gaya penulisan Gottlieb ini sangat menarik, cerdas, dan relatable. Saat membacanya, kamu seolah-olah sedang mengobrol dengan seorang teman yang sangat bijaksana.

Guys, membaca karya-karya ini akan membuatmu menyadari bahwa mereka lebih dari sekadar hiburan, ini adalah proses penerimaan dan penyembuhan. Melalui mereka, pembaca jadi menyadari bahwa gak ada keluarga yang sempurna. Setiap rekomendasi buku memoir keluarga disfungsional di atas menawarkan kejujuran yang dapat kamu gunakan sebagai peta untuk menjabarkan pengalaman hidupmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Kami Tahu Konflik Batinmu dari Genre Lagu Favorit

14 Des 2025, 23:30 WIBLife