ilustrasi ! Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki by Baek Se-hee (goodreads.com/Baek Se-hee)
Terkadang, kemacetan memicu rasa lelah mental atau burnout setelah seharian bekerja, dan buku esai karya Baek Se-hee ini hadir layaknya teman curhat yang menenangkan. Buku ini bergenre self-healing dan psikologi, berisi transkrip percakapan nyata antara penulis dengan psikiaternya mengenai distimia (depresi ringan berkepanjangan) yang ia alami. Formatnya yang unik berupa dialog dan esai reflektif pendek membuatnya sangat mudah dibaca secara acak, tanpa menuntut konsentrasi tinggi yang biasanya sulit didapat saat situasi jalanan sedang chaos.
Jika kamu membaca buku ini, kamu bakal merasa dipeluk oleh tulisan-tulisan di dalamnya, mendapatkan validasi bahwa gak apa-apa untuk merasa gak baik-baik saja, namun tetap bisa menemukan kebahagiaan kecil seperti makan tteokbokki.
Buku yang diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Haru pada tahun 2019 ini menjadi best seller karena kejujurannya yang menyentuh hati banyak pembaca modern. Membaca buku ini saat macet memberikan efek terapeutik, membantu menurunkan tensi emosi dan membuatmu tiba di tempat tujuan dengan perasaan yang lebih lega dan damai, lho.
Menghadapi kemacetan memang bukan hal yang menyenangkan, tetapi dengan persiapan yang tepat, kamu bisa mengubah situasi tersebut menjadi waktu "me-time" yang berkualitas. Menyimpan satu atau dua buku di dalam tas atau laci mobil adalah strategi cerdas untuk menjaga mood tetap positif. Semoga daftar rekomendasi buku yang enak dibaca saat macet di atas bisa membantumu menemukan sahabat perjalanan terbaik dan membuat waktu tunggumu menjadi jauh lebih bermakna.