5 Rekomendasi Buku Best Seller New York Times yang Bikin Hati Hangat

- Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom: Kisah nyata antara Mitch Albom dan mantan profesornya, Morrie Schwartz, memberikan rasa hangat dan renungan tentang kehidupan.
- Almond karya Wong Pyung Sohn: Novel asal Korea Selatan ini mengajak pembaca memahami arti empati dan hubungan manusia melalui sudut pandang remaja yang polos.
- Days at the Morisaki Bookshop karya Satoshi Yagisawa: Buku dengan suasana lembut khas cerita Jepang yang menenangkan, cocok dibaca saat ingin beristirahat dari rutinitas.
Ada banyak buku yang masuk daftar best seller New York Times, tetapi hanya sedikit yang mampu memberikan rasa nyaman, hangat, dan menemani pembaca dengan cara yang lembut. Beberapa karya berikut dikenal karena kisahnya yang menyentuh, penuh renungan, dan memberi rasa damai saat dibaca.
Buku-buku ini tidak hanya populer secara global, tetapi juga meninggalkan jejak emosional yang kuat bagi pembacanya. Jika mencari bacaan yang menenangkan sekaligus bermakna, lima judul berikut bisa menjadi pilihan yang tepat.
1. Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom

Kisah nyata antara Mitch Albom dan mantan profesornya, Morrie Schwartz, menjadi salah satu buku paling menghangatkan hati sepanjang masa. Buku ini diisi percakapan lembut mengenai hidup, kehilangan, dan hal-hal sederhana yang sering terlewatkan.
Setiap bab terasa seperti duduk di hadapan sosok bijak yang perlahan mengajarkan arti kehidupan. Tidak heran jika buku ini terus menjadi best seller sejak pertama diterbitkan.
2. Almond karya Wong Pyung Sohn

Novel asal Korea Selatan ini bercerita tentang seorang remaja yang tidak bisa merasakan emosi akibat kondisi neurologis langka. Melalui sudut pandangnya yang polos, pembaca diajak memahami arti empati, hubungan manusia, dan proses bertumbuh.
Meski sederhana, alurnya hangat dan meninggalkan kesan mendalam. Almond menjadi salah satu karya kontemporer yang paling banyak dicari karena pesan kemanusiaannya yang kuat.
3. Days at the Morisaki Bookshop karya Satoshi Yagisawa

Buku ini menawarkan suasana lembut khas cerita Jepang yang sunyi, menenangkan, dan penuh kehangatan sehari-hari. Berkisah tentang seorang perempuan yang menemukan kembali makna hidup setelah bekerja di sebuah toko buku kecil di Tokyo.
Kisahnya ringan, nyaman, dan cocok dibaca saat ingin beristirahat dari rutinitas atau mencari bacaan yang membuat hati terasa lebih damai.
4. Just Kids karya Patti Smith

Berbeda dari buku-buku lain dalam daftar ini, Just Kids adalah memoar yang penuh nostalgia dan kejujuran. Patti Smith menuliskan perjalanan artistiknya bersama Robert Mapplethorpe dengan bahasa yang puitis dan lembut.
Meski bercerita tentang seni dan perjuangan, tulisan Smith terasa hangat dan emosional, seolah mengajak pembaca masuk ke masa muda yang penuh mimpi dan pencarian diri.
5. When Breath Becomes Air

Buku menyentuh ini ditulis oleh Paul Kalanithi, seorang dokter bedah saraf yang didiagnosis mengidap kanker di usia muda. Dalam tulisannya, ia merenungkan arti menjadi manusia, makna bekerja, dan hubungan dengan orang-orang terdekat.
Buku ini terasa menyakitkan sekaligus indah. Gaya penulisannya lembut, penuh refleksi, dan menghadirkan kehangatan dari seseorang yang berbicara dengan kejujuran sepenuhnya.
Kelima buku ini memiliki nuansa hangat yang menenangkan hati. Masing-masing menawarkan cara berbeda dalam memaknai hidup, kehilangan, dan hubungan manusia. Bagi pencinta bacaan yang meneduhkan, kelima judul ini sangat layak masuk daftar baca berikutnya.



















