Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
album Sour milik Olivia Rodrigo dan novel Villette karya Charlotte Bronte
album Sour milik Olivia Rodrigo dan novel Villette karya Charlotte Bronte

Intinya sih...

  • Novel Persuasion cocok untuk penggemar Taylor Swift, dengan tema puitis dan emotif yang cocok didengar bareng album Fearless, Speak Now, evermore, dan folklore.

  • The Portrait of a Lady sesuai untuk pendengar Ariana Grande, dengan tema pernikahan yang kandas dan pilihan antara mengakhiri atau mempertahankan hubungan.

  • Gentlemen Prefer Blondes cocok disandingkan dengan humor gelapnya Sabrina Carpenter, dengan sentuhan satir yang mirip lagu-lagu terbaru Carpenter seperti "Manchild".

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada satu pergeseran selera musik signifikan yang terjadi pada 2025, yakni bertenggernya musisi-musisi country pria di papan atas tangga lagu global, termasuk Billboard 100. Padahal, beberapa tahun, terutama 2024, kita melihat betapa maraknya musisi pop perempuan di panggung mainstream. Sabrina Carpenter, Chappell Roan, Gracie Abrams, Addison Rae, dan Ariana Grande jadi highlight yang susah dilupakan.

Meski tergeser, bukan berarti mereka terlupakan. Pop girlies itu masih abadi lewat karya brilian mereka. Beberapa di antaranya justru merilis album tahun ini. Nah, kegiatan apa enaknya yang bisa dilakukan sambil mendengar lagu mereka selain bekerja? Membaca buku tampaknya bisa jadi solusi produktif ketimbang scrolling, deh.

Pertanyaannya, buku apa yang cocok didengar? Enam rekomendasi novel klasik berikut bisa jadi rujukan, semuanya disusun berdasar kemiripan dengan warna musik pop girlies favoritmu.

1. Persuasion untuk penggemar Taylor Swift

album Speak Now (Taylor's Version) Taylor Swift dan novel Persuasion karya Jane Austen (dok. Penguin Random House)

Dikenal sebagai jagonya menyindir mantan lewat lagu puitis, rasanya penggemar Taylor Swift bakal menikmati novel Persuasion karya Jane Austen. Novel ini membahas pertemuan dua sejoli yang sudah jadi mantan, tapi kebetulan masih sama-sama melajang bertahun-tahun setelah hubungan mereka kandas.

Puitis, emotif, dan manis, penggemar Taylor Swift yang hopeless romantic pasti bakal menyukainya. Apalagi latarnya Inggris era Regency yang bakal cocok didengar bareng album Fearless, Speak Now, evermore, dan folklore.

2. The Portrait of a Lady untuk pendengar Ariana Grande

album Eternal Sunshine Ariana Grande dan buku The Portrait of a Lady karya Henry James (dok. Penguin)

Dalam album barunya, Eternal Sunshine (2024), Ariana Grande banyak melakukan refleksi tentang pernikahannya yang kandas dan hubungannya dengan kekasih baru. Ini tema yang mirip dengan novelnya Henry James berjudul The Portrait of a Lady.

Novel klasik Amerika tersebut mengisahkan Isabel yang tergocek kharisma seorang pria, tetapi akhirnya terjebak dalam pernikahan yang tak membuatnya bahagia. Ia dihadapkan pada 2 pilihan, mengakhiri pernikahan ini atau mempertahankannya.

3. Gentlemen Prefer Blondes cocok disandingkan dengan humor gelapnya Sabrina Carpenter

album Short n' Sweet milik Sabrina Carpenter dan novel Gentlemen Prefer Blondes karya Anita Loos (dok. Penguin Random House)

Gentlemen Prefer Blondes adalah novel romance dengan sentuhan satir yang bakal mengingatkanmu pada lagu-lagunya Sabrina Carpenter. Terutama di lagu-lagu termutakhirnya, termasuk album emails i can’t send (2022) dan Sweet ‘n Short (2024).

Seperti Carpenter, Lorelei, si lakon di novel ini adalah sosok yang penuh percaya diri dan merupakan cerminan standar kecantikan Barat. Menariknya, berbekal keunggulannya itu untuk mengecoh para pria yang dengan mudah ia manipulasi dan rayu untuk mencapai kepentingannya. Membaca ini sambil mendengar “Manchild” sepertinya seru.

4. Villette buat yang suka lagu galaunya Olivia Rodrigo

album Sour milik Olivia Rodrigo dan novel Villette karya Charlotte Bronte (dok. Penguin)

Dikenal lewat lagu-lagunya yang menguarkan insecurity dan perasaan galau, penggemar Olivia Rodrigo bisa saja menikmati novel klasik Villette. Buku ini mengikuti Lucy, perempuan muda Inggris yang tak lagi punya kerabat dan akhirnya pindah ke Belgia untuk jadi guru di sebuah sekolah asrama. Namun, pada prosesnya, ia harus berjibaku dengan perasaan kesepian, keresahan, dan patah hati.

Menariknya, Lucy adalah narator yang tak bisa diandalkan dan selalu mencoba menahan emosinya, tetapi kita seolah tahu kalau ia dipenuhi kegalauan akut. Villette adalah novel underrated Charlotte Bronte yang diam-diam memikat. Seperti Jane Eyre, ada plot twist yang disiapkan si penulis untuk pembacanya.

5. The House of Mirth untuk pencinta album barunya Addison Rae

album Addison milik Addison Rae dan novel The House of Mirth karya Edith Wharton

Cantik, muda, dan terkenal ternyata tak membuat seseorang aman dari emosi negatif dan keresahan. Ini yang jadi tema utama novel The House of Mirth. Ia berlakonkan Lily Bart, perempuan yatim piatu yang harus segera menikah ia akan jatuh dalam jurang kemiskinan karena harta peninggalan orangtuanya sudah menipis.

Dimulailah petualangannya mencari jodoh di berbagai acara sosial yang lekat dengan kaum elite New York. Seperti album Addison milik Addison Rae, akan ada banyak referensi tentang perjalanan karier personalnya sebagai influencer dan peliknya industri hiburan.

6. The Blue Castle untuk suporter Britney Spears

sampul album Oops I Did It Again milik Britney Spears dan novel The Blue Castle karya L. M. Montgomery

Diremehkan, dianggap lemah, dan harus diselamatkan pernah jadi makanan sehari-hari Britney Spears saat ia masih aktif jadi musisi dan berada di bawah conservatorship keluarganya. Bahkan beberapa lagu lawasnya menyiratkan penderitaannya itu tanpa kita sadari. Ini sama persis dengan yang dialami Valancy dalam novel The Blue Castle.

Didiagnosa mengidap penyakit kronis, Valancy terkungkung dan sayangnya dikelilingi keluarga yang ngeselin. Ia kemudian menciptakan dunia fantasi sendiri di alam mimpinya, tempat di mana ia bisa bebas dan akhirnya dikelilingi orang yang suportif.

Menikmati lagu musisi favorit sambil baca novel klasik bisa jadi jalan ninjamu untuk membunuh waktu luang. Siapa tahu literatur klasik yang selama ini kamu hindari jadi lebih seru saat dibaca sambil mendengar lagu pop kesukaanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team