foto Frans Kaisiepo merupakan nama pahlawan di uang 10.000 baru (commons.wikimedia.org/Armed Forces of the Republic of Indonesia)
Karier politik Frans Kaisiepo semakin kokoh ketika diangkat sebagai Gubernur Papua pada 1964. Sebagai gubernur, ia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969. Pepera adalah momen penting dalam implementasi Perjanjian New York 1962, di mana masyarakat Papua memilih apakah akan bergabung dengan Indonesia atau tidak.
Frans melakukan kampanye besar-besaran ke seluruh wilayah Papua, menyuarakan persatuan Indonesia dan meyakinkan warga lokal untuk mendukung integrasi. Meski pelaksanaan Pepera dipenuhi kontroversi, Frans memainkan peran penting dalam keberhasilan Indonesia meraih kendali atas Papua.
Setelah masa jabatannya sebagai gubernur berakhir pada 1973, Frans tetap aktif sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk Papua hingga akhir hayatnya. Atas jasa dan kontribusinya, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1993 dan namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo di Biak.
Sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan persatuan Papua dan Indonesia, Frans Kaisiepo dikenang sebagai simbol perjuangan nasionalis dari Papua.
Nama pahlawan di uang Rp10.000 baru adalah Frans Kaisiepo, tokoh nasionalis dari Papua yang berperan penting dalam menyatukan Papua dengan Indonesia. Dedikasinya menjadi simbol persatuan bangsa yang patut kita hargai.