ilustrasi perang (unsplash.com/British Library)
Perjuangan Pangeran Diponegoro melawan belanda dimulai pada 1825 silam. Tepatnya, pada bulan Juli 1825 Belanda mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Pangeran Diponegoro. Belanda menggerakkan 2 bupati senior dari keraton bersama serdadu gabungan Jawa-Belanda untuk menangkap beliau, namun beliau berhasil kabur bersama Mangkubumi Tegalrejo dan para pengikutnya.
Sejak insiden tersebut peperangan mulai pecah. Pemberontakan tersebut melibatkan 2 juta penduduk Jawa dan berlangsung selama 5 tahun. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah Perang Jawa atau Perang Diponegoro.
Dilansir laman Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Perang Diponegoro membuat Belanda kehilangan 8000 serdadu dari bangsa Eropa serta 7000 serdadu lokal. Perang tersebut juga menguras pundi-pundi Belanda, karena menelan biaya sekitar 25 juta gulden.
Pada 20 Maret 1830, Belanda berusaha menjebak Pangeran Diponegoro dengan berpura-pura berniat melakukan perundingan. Pangeran Diponegoro kemudian ditangkap di Magelang dan diasingkan. Pengasingan Pangeran Diponegoro dimulai dari Semarang (29 Maret 1830 sampai 5 April 1830), Manado (13 Juni 1830 sampai 20 Juni 1833) dan berakhir di Makasar (20 Juni 1833 sampai 8 Januari 1855). Kota Makasar menjadi lokasi Pangeran Diponegoro tutup usia dengan didampingi istri beserta anak-anaknya.
Hingga akhir hayat, Pangeran Diponegoro terus menyarakan perlawanan terhadap penjajahan. Beliau bahkan membuat sebuah buku tentang perjuangannya melawan Belanda yang berjudul Babad Diponegoro.
Semangat juang dan kecintaan Pangeran Diponegoro terhadap bangsa Indonesia ini patut diteladani. Kira-kira, apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsa Indonesia?