Taman Sejarah Kota Surabaya. IDN Times/Reza Iqbal
Adapun untuk tahapan penelitian sejarah terdiri atas lima tahapan. Berikut ini adalah tahapan dari penelitian sejarah.
1. Penentuan topik
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penelitian sejarah adalah penentuan topik. Kamu harus pahham bahwa topik dan judul adalah dua hal yang berbeda, ya. Dalam hal ini, sebuah topik dapat menghasilkan beberapa judul yang bersifat abstrak dan cakupannya lebih luas. Nah, satu judul yang kamu dapatkan dari topik hanya bisa dipakai untuk satu penelitian saja.
2. Heuristik
Selanjutnya, jika kamu sudah tau topik yang akan dibahas, tahap kedua adalah mencari sumber dan bukti-bukti pendukung. Tahapan ini disebut pula dengan heuristik. Heuristik berasal dari kata Yunani 'heuriskein' yang artinya mencari atau menemukan. Nah, di dalam sejarah, heuristik merupakan tahap pencarian dan pengumpulan sumber terkait masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa menghasilkan penelitian yang bermutu dengan informasi sebanyak-banyaknya. Jenis-jenis sumber yang bisa menjadi bukti pendukung, yaitu:
- Sumber tulisan
- Sumber lisan
- Sumber benda
- Sumber audio, visual, dan audivisual
3. Verifikasi
Memasuki tahap ketiga adalah verifikasi. Verivikasi adalah proses pemeriksaan terhadap keaslian atau kebenaran sumber sejarah. Tujuannya adalah untuk menguji fakta sejarah dari sumber yang didapatkan peneliti. Adapun untuk verifikasi terdapat dua jenis, yakni
- Kritik Ekstern- Dalam hal ini, ekstern berhubungan dengan fisik atau hal-hal dari luar. Di tahap ini, peneliti menguji sumber keaslian sejarah secara fisik, bahkan lewat pancaindera.
- Kritik Intern- Intern berarti berhubungan dengan informasi yang tercantum dalam sumber sejarah. Di sini, peneliti menguji apakah informasi tersebut sesuai dengan fakta atau justru sebaliknya.
4. Interpretasi
Tahap keempat dari penelitian sejarah adalah interpretasi. Interpretasi adalah saat peneliti memberikan penafsiran, pendapat, dan analisis dari fakta yang didapat. Fakta-fakta tersebut akan dihubungkan hingga membentuk rangkaian peristiwa dan maknanya. Adapun interpretasi memiliki dua jenis, yakni
1. Interpretasi analisis
Pada tahap interpretasi analisis, peneliti diharuskan menguraikan fakta-fakta sejarah. Contohnya judul penelitiannya adalah "Perkembangan Partai Politik di Indonesia tahun 1972-1980". Nah, kalau sumber udah ada dan diverifikasi, kita bisa menguraikan jumlah partai politik, pemilih, dan tahun pelaksanaan pemilu tersebut.
2. Interpretasi sintesis
Interpretasi sintesis artinya peneliti menghubungkan rangkaian peristiwa yang terjadi untuk memperoleh suatu kesimpulan. Contoh, pada tahun 1972 terdapat 25 partai politik yang berpartisipasi di Pemilu, kemudian pada tahun 1980 hanya ada 10 partai politik yang berpartisipasi. Bisa dilihat bahwa jumlah partai politik yang berpartisipasi menurun dari tahun ke tahun.
5. Historiografi
Tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah historiografi. Historia berasal dari kata 'historia' dan 'grafein' yang berarti penulisan sejarah. Jika di tahap sebelumnya kita sudah menentukan, mencari, memeriksa, dan memaknai fakta sejarah, pada tahap ini kita sudah bisa mulai menulis hasil penelitian.
Pada tahap historiografi, peneliti menyusun penafsiran fakta dan menghubungkannya menjadi sebuah cerita sejarah. Nah, untuk menulis cerita sejarah, kamu bisa menerapkan dua model penulisan.
Model penulisan penelitian sejarah deskriptif naratif bisa disesuaikan dengan urutan waktu kejadian atau kronologis. Jadi, untuk menuliskannya, kamu harus menggunakan cara berpikir diakronik.
Selanjutnya, deskriptif eksplanatif bersifat analisis, detail, dan mendalam. Biasanya peneliti akan menerapkan unsur 5W+1H. Dalam hal ini 5W+1H adalah apa, siapa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana.