Kata-kata "aura magrib" belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Istilah ini sering diartikan sebagai "aura gelap" yang mengacu pada waktu sore atau petang menjelang malam. Sayangnya, sebutan ini kerap dikaitkan dengan penampilan seseorang yang memiliki warna kulit lebih gelap.
Penggunaan istilah seperti ini bukan hanya tidak sopan, tetapi juga menciptakan stigma negatif terhadap mereka yang berkulit gelap. Stigma ini memperkuat pandangan bahwa standar kecantikan hanya terbatas pada kulit yang lebih terang, sebuah pandangan yang sangat keliru dan merugikan.
Pandangan semacam itu bisa memengaruhi cara kita memandang kecantikan dan menghargai keragaman. Ketika istilah "aura magrib" digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan nada yang merendahkan, itu hanya akan memperkuat stereotip negatif dan mempersempit definisi kecantikan.
Kita perlu memahami bahwa kecantikan tidak boleh diukur hanya berdasarkan warna kulit, tetapi juga dari keunikan dan keindahan yang dimiliki setiap individu. Mari kita telusuri lima alasan mengapa kamu tidak boleh menyebut kulit gelap sebagai "aura magrib".