Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Komunikasi dari Oh Su Hyang, Penulis Buku Bicara itu Ada Seninya

Meet n Greet Bersama Penulis Oh Su Hyang
Meet n Greet Bersama Penulis Oh Su Hyang (dok. Pribadi/Dwitisya Rizky)
Intinya sih...
  • Senyum adalah awal dari segalanya, hormon stres di otak akan berhenti bekerja dan digantikan oleh hormon bahagia.
  • Komunikasi bukan soal kata, keberanian untuk menyapa atau menatap lawan bicara sudah cukup membuka jalan.
  • Suara lembut tapi tegas, kekuatan komunikasi tidak selalu berasal dari volume suara, tapi dari ketulusan dalam penyampaiannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nama Oh Su Hyang mungkin sudah tidak asing bagi banyak orang yang tertarik dengan dunia komunikasi. Penulis asal Korea Selatan ini dikenal lewat buku Bicara Itu Ada Seninya, salah satu buku best seller yang membahas cara berbicara dengan lebih percaya diri dan hangat, tanpa perlu menjadi seseorang yang terlalu pandai bicara.

Dalam acara meet & greet bersama Penerbit BIP dan Gramedia yang digelar di Function Room Gramedia Matraman, Jumat (31/10/2025), Oh Su Hyang membagikan beberapa tips penting tentang bagaimana cara membangun kepercayaan diri lewat komunikasi.

Berikut beberapa poin menarik yang bisa jadi pengingat buat siapa pun yang sedang belajar berbicara dengan lebih baik.

1. Senyum adalah awal dari segalanya

Ilustari ramah kepada lawan bicara
Ilustari ramah kepada lawan bicara (Pexels.com/Jopwell)

Menurut Oh Su Hyang, saat seseorang tersenyum, hormon stres di otak akan berhenti bekerja dan digantikan oleh hormon bahagia. Senyum yang tulus bukan hanya mengubah suasana hati, tapi juga menular pada orang lain. Dari senyum sederhana, komunikasi bisa dimulai dengan lebih hangat dan terbuka.

2. Komunikasi bukan soal kata

Ilustrasi berbincang
Ilustrasi berbincang (Pexels.com/Christina Morillo)

Komunikasi yang baik tidak harus dimulai dengan kalimat yang sempurna. Terkadang, keberanian untuk menyapa atau menatap lawan bicara sudah cukup membuka jalan.
“Komunikasi tidak bisa dimulai kalau kita hanya berdiri diam,” ujar Oh Su Hyang. Senyuman dan sapaan akan menambah kepercayaan diri kita untuk mulai berkomunikasi.

3. Suara lembut tapi tegas

Ilustrasi berkumpul bersama rekan kuliah (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi berkumpul bersama rekan kuliah (pexels.com/RDNE Stock project)

Meski berbicara dengan suara pelan, Oh Su Hyang tetap terdengar tegas dan berwibawa. Ia membuktikan bahwa kekuatan komunikasi tidak selalu berasal dari volume suara, tapi dari ketulusan dalam penyampaiannya. Nada yang lembut justru bisa membuat pesan tersampaikan dengan lebih dalam.

4. Bahasa tubuh juga punya suara

Ilustrasi melakukan presentas
Ilustrasi melakukan presentasi (Pexels.com/Diva Plavalaguna)

Selama berbicara kepada audiens, Oh Su Hyang selalu memberikan gerak tangan dan ekspresi wajah selaras dengan kata-kata yang diucapkan. Ia menatap audiens satu per satu, menciptakan rasa kedekatan dan kehangatan. Dari situ terlihat, komunikasi bukan hanya tentang ucapan, tapi juga tentang kehadiran. Bagaimana bahasa tubuh juga turut mewakili rasa percaya diri kita ketika berbicara dan meyakinkan lawan bicara.

5. Tujuan komunikasi adalah memahami, bukan hanya mendengar

Ilustrasi berkenalan di sebuah acara networking
Ilustrasi berkenalan di sebuah acara networking (Pexels.com/Fauxels)

Menurut Oh Su Hyang, berbicara dengan baik berarti juga belajar mendengarkan. Komunikasi sejati adalah ketika dua pihak saling memahami, bukan sekadar menunggu giliran bicara. Dan untuk mencapainya, dibutuhkan latihan, bukan teori.

Di akhir sesi, Oh Su Hyang menutup dengan kalimat yang terasa lembut namun kuat, “Kalau kita berbicara dengan baik, kita bisa menjadi kebahagiaan bagi orang lain.”

Pesan yang sederhana ini sebenarnya jadi pengingat lembut bahwa komunikasi terbaik selalu lahir dari hati yang terbuka, niat yang baik, dan senyum tulus yang bikin lawan bicara merasa dihargai. Kadang kita lupa hal-hal kecil semacam itu, padahal justru di situlah kunci obrolan yang lebih hangat dan nyambung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Seseorang Terjebak Job Hugging, Takut Pindah Kerja?

10 Nov 2025, 07:10 WIBLife