ilustrasi menulis (pexels.com/Mikhail Nilov)
Pada umumnya, aplikasi beasiswa mensyaratkan motivation letter (motlet). Di sana, aplikan diminta untuk menjelaskan alasan kenapa ingin melanjutkan studi dan juga kenapa mendaftar beasiswa tersebut. Meski terlihat sepele, motlet seringkali menjadi komponen penting dalam penilaian kandidat. Motlet dapat digunakan sebagai acuan bagi pemberi beasiswa untuk menggali apa sebenarnya yang diinginkan oleh kandidat.
Bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja dan mantap dengan pekerjaannya, mungkin mereka akan lebih mudah dalam membuat motlet dan juga lebih robust di mata pemberi beasiswa. Misalnya, seorang peneliti ingin melanjutkan studi S-2 karena pekerjaannya membutuhkan dirinya untuk lebih skillful di bidang yang ia tekuni sekarang sebagai peneliti.
Lain halnya sebagai seorang fresh graduate, menulis motlet mungkin akan sedikit lebih menantang karena belum memiliki gambaran seperti apa ke depannya. Oleh karena itu, kamu harus benar-benar yakin dengan alasanmu untuk melanjutkan studi dengan beasiswa yang kamu daftar tersebut. Sebelum menulis motlet, kamu harus tahu dulu apa sih sebenarnya tujuan hidupmu? Seperti apa career path yang kamu impikan? Dan apakah keinginan tersebut bisa di-support dengan berkuliah ke luar negeri dengan beasiswa tersebut?
Bila kamu sudah yakin dengan diri sendiri, maka tulislah keyakinanmu tersebut dengan bahasa yang meyakinkan di motlet. Jangan lupa sertakan argumen-argumen yang realistis dan jujur. Dengan begitu, pemberi beasiswa pun mungkin akan lebih yakin untuk meloloskanmu.