Upacara Tedak Siten: Makna, Tujuan, dan Rangkaian Prosesinya

Beberapa dari kamu mungkin ada yang belum familier dengan Tedak Sinten. Prosesi ini merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah. Upacara ini dilakukan saat bayi berusia tujuh bulan dan mulai belajar duduk maupun berjalan.
Upacara ini selalu ditunggu oleh orangtua maupun kerabat keluarga. Lalu seperti apa upacara Tedak Siten? Apa makna dan tujuannya? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Apa itu upacara Tedak Siten?
Mengutip Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud, Tedak Siten adalah salah satu upacara adat Jawa atau juga disebut upacara turun tanah. Prosesi ini dilakukan sebagai peringatan akan pentingnya makna hidup di atas bumi yang mempunyai relasi, antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan alam di sekitarnya.
Tedak Siten berasal dari bahasa Jawa, yaitu “tedhak” yang berarti “menapakkan kaki”, dan “siten” (berasal dari kata “siti”) yang berarti “bumi” atau “tanah”. Upacara ini dilakukan ketika bayi berusia tujuh lapan atau ketika bayi mulai belajar duduk dan berjalan di tanah. Bagi para leluhur, adat ini dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah.