Ilustrasi Minggu Palma (unsplash.com/Brady Leavell)
Sebelum membahas warna liturgi, kamu perlu tahu dulu apa itu Minggu Palma. Mengutip Sabda, Minggu Palma mengingatkan kembali saat terakhir kali Yesus memasuki Yerusalem sebelum penyaliban-Nya. Hari ini disebut Minggu Palma, karena Yesus mengendarai keledai ke Yerusalem, ketika orang banyak melambaikan dahan Palma, melemparkan jubah di jalan di depannya, serta meneriakkan pujian.
Mereka mengira Yesus datang sebagai raja untuk menggulingkan imperialisme Romawi dan belum memahami bahwa rencana Allah adalah untuk mendirikan sebuah kerajaan yang kekal demi menyelamatkan semua manusia. Pada saat hari-hari terakhir dan kematian Yesus, Yerusalem penuh dengan peziarah untuk merayakan festival Paskah Yahudi.
Saat itu juga merupakan masa kekacauan dan kerusuhan politik, dengan Yerusalem dan Yudea berada di bawah kendali Kekaisaran Romawi. Yerusalem ramai dengan cerita-cerita tentang Yesus pada tahun itu.
Ia disebut pengkhotbah dan guru yang mengajar dengan penuh wibawa, merawat orang-orang yang terpinggirkan dan terbuang, menyembuhkan dengan mukjizat, menentang kemunafikan beberapa guru agama, menyatakan bahwa Ia menggenapi nubuat, dan bahwa Ia adalah Anak Allah. Pengikut Yesus, yakni Yohanes menulis tentang waktu itu dalam Yohanes 12:12-19.