Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi percakapan orang tua dengan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak-anak yang percaya pada diri mereka sendiri, akan dengan mudah menghadapi tantangan dengan ketangguhan. Sementara itu, mereka yang tidak percaya diri sering terjebak dalam self-doubt (keraguan diri) atau tidak percaya diri. 

Membangun rasa percaya diri pada anak-anak bukanlah tentang pujian kosong atau trofi hanya untuk partisipasi. Ini tentang benar-benar memahami dan menghargai siapa anak sebenarnya. Sejatinya, anak-anak ingin dihargai bukan karena apa yang mereka capai, tetapi karena siapa mereka sebenarnya.

Empati dari orangtua mampu membentuk cara anak memandang diri sendiri dan potensi mereka. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membebaskan anak dari self-doubt. 

1. Validasi perasaan mereka

Ilustrasi percakapan orang tua bersama anak-anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak-anak yang merasa didengar akan belajar menghargai emosi mereka daripada menekan atau mengabaikannya. Memvalidasi bukan berarti selalu setuju dengan apa yang mereka katakan, tetapi mengakui bahwa pengalaman mereka itu nyata dan bermakna.

"Anak-anak berkembang ketika mereka merasa divalidasi, didukung, dan dipahami. Tidak ada anak yang melihat ke belakang dan berharap orangtua mereka menunjukkan kurangnya empati," kata psikolog Jeffrey Bernstein, Ph.D., mengutip Psychology Today. 

Contoh, seorang anak sedang mengalami kesulitan saat mengikuti pelajaran, sehingga menganggap dan menyebut dirinya bodoh. Sebagai orangtua, hindari menyikapnya dengan kata-kata seperti, "Jangan bilang begitu; kamu pintar, nak!".

Justru respon ini membuat anak merasa diabaikan. Coba pendekatan yang memvalidasi perasaan anak, seperti, "Aku mengerti kenapa kamu merasa seperti itu. Pelajarannya memang sulit hari ini, ya? Tidak apa-apa merasa frustrasi. Yuk, kita cari solusinya sama-sama!" Memvalidasi emosi menjadi cara untuk membebaskan anak dari self-doubt. 

2. Pandu mereka melalui tantangan sosial

Editorial Team

EditorAliya

Tonton lebih seru di