5 Alasan Ibu Gak Boleh Memarahi Anak di Depan Teman

Intinya sih...
- Membuat anak merasa malu dan terasing
- Menegang hubungan anak dengan teman
- Menanamkan rasa takut dan perilaku negatif pada anak
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi ibu dalam mendidik anak adalah mengajari tentang kedisiplinan pada anak. Selama proses ini biasanya ibu sering mendapatkan penolakan karena sering membuat peraturan yang gak disukai anak. Sehingga, orangtua sering menunjukkan respon negatif seperti marah yang memang muncul secara instan.
Namun, saat kemarahan itu diekspresikan di depan teman anak bisa berdampak besar pada si anak. Memarahi anak di depan teman sebenarnya bukan sekadar tindakan secara impulsif saja. Ini adalah momen yang bisa berpengaruh besar terhadap perasaan, hubungan sosial, dan perkembangan emosional anak. Nah, berikut beberapa alasan memarahi anak di depan teman bisa berdampak negatif.
1. Membuat anak menjadi malu dan harga diri hilang
Saat seorang ibu memarahi anak di depan temannya bisa membuat anak tersebut merasa sangat malu. Rasa malu ini akhirnya merusak harga diri anak dan membuatnya merasa gak berharga atau dibenci orangtua.
Anak sangat peka dengan penilaian yang diberikan teman dan hal tersebut bisa membuat anak merasa terasing. Perasaan ini bisa mengurangi rasa percaya diri dengan kemampuan sosial anak.
2. Hubungan dengan teman menjadi buruk
Memarahi anak di depan teman bisa membuat hubungan anak dengan temannya menjadi tegang. Anak merasa gak nyaman bahkan diabaikan oleh temannya setelah mereka merasa dipermalukan oleh ibunya.
Hal ini bisa menyebabkan anak menjauh dari pertemanan yang akhirnya menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Anak yang merasa gak punya dukungan orangtua di depan teman nya akan merasa terasing dan kesepian.
3. Membuat anak punya rasa takut
Memarahi anak di depan teman bukan cara efektif untuk mendidik atau mendisiplinkan mereka. Sebaliknya justru sikap ini bisa menanamkan rasa takut pada anak, yang gak bisa mendukung perkembangan positif pada anak.
Anak hanya belajar untuk menghindari perilaku yang gak diinginkan orangtua agar tidak dimarahi, bukan karena paham dengan nilai yang diajarkan. Pola asuh yang lebih baik adalah memberi tahu anak dengan bahasa yang mudah dimengerti dan penuh kasih, sehingga mereka merasa dihargai dan didengarkan.
4. Menumbuhkan rasa gak puas dan konflik
Memarahi anak di depan temannya juga bisa mengajarkan anak bahwa konflik dan rasa yang gak puas adalah cara yang wajar saat ada masalah. Anak dengan mudah akan meniru perilaku orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Jika mereka melihat ibu nya sering melakukan cara negatif untuk menyampaikan ketidakpuasan, membuat mereka punya pikiran bahwa hal tersebut adalah cara yang tepat untuk melakukan binteraksi dengan teman mereka. Hal ini bisa membuat perilaku yang merugikan saat anak ingin interaksi dengan teman.
5 Komunikasi menjadi kurang efektif
Kegiatan mendisiplinkan anak seharusnya menggunakan aturan komunikasi yang baik. Memarahi anak di depan temannya bisa merusak cara berkomunikasi yang sehat antara ibu dan anak.
Anak merasa terintimidasi dan enggan bicara terbuka tentang perasaannya setelah mendapatkan perlakuan membuat mereka merasa malu. Hal ini bisa menghambat proses diskusi dan penyelesaian masalah, sehingga tanpa disadari bisa menciptakan jarak antara orangtua dan anak.
Menjaga hubungan yang sehat dan positif dengan anak adalah hal yang sangat penting untuk mendukung proses perkembangan mereka. Ibu perlu memilih cara yang lebih bijak saat ingin mendisiplinkan anak, sehingga bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu berinteraksi dengan baik dalam lingkungan.