6 Film tentang Gaya Parenting yang Tak Biasa

Gaya parenting atau pola asuh memang masih jadi topik empuk untuk diperdebatkan. Setiap orang punya gayanya masing-masing dan semua pun mengeklaim mau yang terbaik untuk sang anak. Namun, dengan makin banyaknya orangtua yang membuat konten bareng anak, tak sedikit kita menemukan sosok-sosok orangtua dengan cap kontroversial. Alasannya apalagi kalau bukan karena gaya asuh mereka yang mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan atau menurut sebagian pihak, termasuk ahli, kelewat batas.
Seperti film-film berikut, semuanya mencoba memotret gaya parenting tak biasa. Gaya-gaya seperti ini tentu kontroversial, tapi bisa jadi bahan introspeksi untuk diri sendiri dan mungkin pasangan. Simak, yuk!
1. The Return (2003)

The Return merupakan film debut sutradara Rusia, Andrey Zvyagintsev. Ceritanya tentang liburan seorang ayah dan dua putranya. Masalahnya, sang ayah sudah bertahun-tahun absen dari hidup kedua anaknya. Lantas, ia tiba-tiba menerapkan aturan-aturan baru. Dengan otoritas penuh atas keduanya, sang ayah mulai mengajarkan hal-hal yang selama ini dianggapnya belum pernah didapat anak-anak itu. Ini termasuk kemampuan bertahan hidup di alam bebas dan menyelesaikan masalah sendiri. Namun, caranya kadang kelewatan dan bikin penonton ikut tak nyaman.
2. Captain Fantastic (2016)

Captain Fantastic mengikuti gaya asuh seorang ayah dengan enam anak. Tidak seperti orangtua pada umumnya, ia memilih membesarkan putra-putrinya di alam bebas dan tak mendaftarkan mereka ke sekolah umum. Semua berjalan lancar sampai sebuah insiden terjadi. Ia dipaksa memikirkan kembali keputusan kontroversial itu demi kebaikan anak-anaknya.
3. The Florida Project (2017)

The Florida Project merupakan balada seorang bocah 6 tahun yang tinggal nomaden dengan ibu tunggalnya. Jauh dari kestabilan finansial, sang bocah sebenarnya tidak dalam situasi yang ideal untuk tumbuh besar. Meski begitu, sang bocah sebenarnya bisa menikmati kebebasan untuk menjelajah dan menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana. Sayangnya, pada akhirnya, ketidakstabilan itu bak bom waktu yang meledak pada akhir film.
4. Leave No Trace (2018)

Hampir seperti Captain Fantastic, film Leave No Trace juga mengikuti seorang ayah tunggal yang membesarkan putri semata wayangnya di alam bebas. Ini sang ayah lakukan karena kondisi post-traumatic stress disorder (PTSD) yang diidapnya. Hal ini membuatnya jadi tak nyaman berada di keramaian. Satu waktu, mereka tertangkap pihak berwenang ketika berkemah di area terlarang. Insiden ini memaksa keduanya harus beradaptasi lagi dengan kehidupan normal.
5. Mommy (2014)

Mommy merupakan film Kanada berbahasa Prancis yang berpusat pada dinamika hubungan ibu tunggal dan putra remajanya. Mengidap attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), kehidupan mereka tidak mudah. Apalagi, sang bocah baru saja dikeluarkan dari sekolah karena melakukan pelanggaran berat.
Kondisi itu memaksa sang ibu mendidik sendiri anaknya di rumah (homeschooling) sambil tetap bekerja mencari nafkah. Namun, ini ternyata justru jadi sumber konflik yang tak terduga. Film ini mengingatkan kita tentang susahnya jadi orangtua. Akan ada banyak keputusan kontroversial yang harus diambil.
6. The Child (2005)

The Child merupakan film Belgia garapan sutradara legendaris Jean-Pierre dan Luc Dardenne yang mengikuti pasangan muda dengan ekonomi pas-pasan. Saat mereka dianugerahi seorang anak, ayah si bayi justru menjualnya ke pasar gelap demi uang. Ini ia lakukan tanpa sepengetahuan pasangannya.
Hal tersebut jadi kerikil dalam hubungan mereka. Akhirnya, keduanya terpaksa mencari keberadaan sang bayi sebelum terlambat. Kondisi begini tentu menuai hujatan, sih. Namun, bukan Dardenne bersaudara namanya kalau mereka bikin film yang karakternya murni hitam putih. Selalu ada area abu-abu yang menguji empati penontonnya.
Jadi orangtua memang tak mudah. Ada banyak hal "kontroversial" yang mungkin harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Keenam film tadi bisa jadi gambaran nyatanya sekaligus bahan diskusi dan refleksi.