Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengajari Anak agar Tidak Menjadi Pelaku Bullying di Sekolah

ilustrasi anak di-bully (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kasus bullying dalam lingkungan sekolah masih kerap terjadi. Tak hanya merusak mental korban, bahkan terkadang ada korban bullying yang sampai harus meregang nyawa. Di sini, peran guru dan orangtua sangatlah penting. Sebab, anak-anak belum tahu betul mana tindakan yang merugikan dan berisiko, sehingga diperlukan peran orang dewasa yang lebih dominan.

Mengajarkan anak untuk berani melawan tindakan bullying merupakan salah satu pencegahan kasus ini. Tak kalah penting, orangtua juga harus mengajarkan anak supaya mereka tidak menjadi pelaku bullying. Sampaikan lima hal berikut ini pada anak untuk mengajarkan mereka biar gak jadi pelaku bullying di sekolah mereka.

1. Berikan pemahaman pada anak tentang apa itu bullying dan dampaknya

ilustrasi menasehati anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebagai langkah awal, orangtua mesti memberikan pemahaman lebih dalam tentang apa itu tindakan bullying. Berbicaralah dengan anak tentang apa itu bullying serta dampak negatifnya terhadap diri sendiri dan orang lain yang menjadi korban. Anak harus memahami bahwa bullying adalah perilaku yang salah dan tidak dapat ditolerir.

Orangtua juga harus menetapkan aturan dan konsekuensi yang jelas jika anak melakukan bullying, baik di rumah maupun di sekolah. Ini akan mencegah mereka untuk melakukan bullying, karena takut terkena hukuman. Selain itu, ajarkan anak tentang cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.

2. Ajarkan empati

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ajarkan anak untuk berempati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami perasaan mereka. Anak yang berempati tidak akan menyakiti orang lain, karena ia tahu bagaimana rasanya jika berada di posisi tersebut. Diskusikan dengan mereka bagaimana tindakan bullying dapat menyakiti perasaan teman mereka dan membuat mereka merasa tidak nyaman.

Empati yang tinggi juga membantu mereka untuk lebih menghargai perbedaan. Ajak anak berbicara tentang bagaimana perbedaan membuat dunia lebih kaya dan berharga. Dengan kemampuan mereka untuk menghargai keunikan setiap individu, hal ini dapat mengurangi kecenderungan untuk mem-bully

3. Berikan contoh positif

ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Artem Podrez)

Sebagai orang tua, kamu mesti menjadi panutan yang baik bagi anak. Jadilah teladan yang baik dalam bersikap, berperilaku, bertutur kata, dan berinteraksi sosial. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, khususnya orangtua mereka sendiri. Jadi tunjukkan sikap baik dan ramah dalam berinteraksi dengan orang lain.

Latih anak dalam keterampilan sosial, seperti cara mengatasi konflik secara positif, cara menyampaikan pendapat dengan hormat, dan cara bekerja sama dengan orang lain. Keterampilan ini akan membantu mereka membangun hubungan yang sehat dan meminimalkan konflik.

4. Dorong komunikasi terbuka

ilustrasi kebersamaan ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orangtua mungkin akan kesulitan untuk mengetahui dan memantau anak mereka ketika di sekolah. Bahkan, guru pun tak selalu bisa mengawasi murid-muridnya, dan mereka tak selalu tahu jika ternyata ada masalah pada beberapa murid. Untuk itu, komunikasi yang terbuka antara anak dan orangtua sangatlah penting.

Berikan dorongan pada anak untuk berbicara secara terbuka tentang pengalaman mereka di sekolah. Ajari mereka untuk mencari bantuan jika mereka mengalami kesulitan atau konflik dengan teman-teman mereka, tanpa perlu menggunakan kekerasan atau intimidasi. Sebisa mungkin, ciptakan lingkungan yang aman di mana mereka merasa nyaman untuk berbagi pengalaman tentang teman-teman mereka.

5. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab

ilustrasi menasehati anak (pexels.com/August de Richelieu)

Terakhir, ajarkanlah anak untuk bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Anak harus belajar mengakui kesalahan, meminta maaf, dan berusaha memperbaiki kesalahan tersebut. Orangtua juga harus mengajari anak untuk menerima kritik dan saran yang membangun, serta belajar dari pengalaman.

Dengan mendukung dan mengajarkan nilai-nilai ini secara konsisten, kamu dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya, termasuk teman-teman sekolah mereka. Ini dapat menjadi langkah yang sangat efektif untuk membantu mengurangi kasus bullying yang sampai sekarang masih sering terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us