5 Etika Curhat Masalah Rumah Tangga, Jangan Sembarangan!

Kehidupan rumah tangga tak mungkin bebas dari prahara. Bagaimanapun, hidup layaknya roda berputar. Ada kalanya kita berada di atas, ada juga saat-saat di mana kita jatuh ke bawah.
Ketika menghadapi permasalahan, kita pasti memiliki keinginan untuk mencurahkannya kepada orang lain. Sebab, ini dinilai mampu mengurangi beban yang dipikul. Namun permasalahan rumah tangga tak bisa sembarangan dibagikan, lho. Beberapa etika berikut ini perlu diperhatikan ketika hendak menceritakannya kepada orang lain.
1. Pilihlah orang yang tepat untuk curhat

Ingat, tak semua orang bisa kamu jadikan sebagai tempat curhat yang tepat. Bukan tak mungkin mereka hanya penasaran tanpa benar-benar ingin memahami situasimu. Lebih buruknya lagi, bisa saja mereka menyebarkan ceritamu sehingga keadaan menjadi semakin rumit.
Karenanya, pilih sosok yang bisa dipercaya, sosok yang mampu berempati dan memberikan saran solutif atas permasalahan yang kamu alami. Sosok ini bisa saja orangtua atau teman terdekat. Yang pasti, jangan biarkan ceritamu jatuh pada orang yang tidak tepat.
2. Menceritakan kehidupan seksual adalah hal yang pantang dilakukan

Topik ini barangkali cukup lumrah diperbincangkan di antara teman sepermainan. Padahal ini merupakan hal yang sensitif dan khawatir melukai satu sama lain. Selain itu, membicarakan kehidupan seksual dengan orang lain juga berpotensi membuat kita membandingkan pasangan.
Dalam jangka panjang, ini bisa menimbulkan permasalahan baru dan memicu keretakan hubungan. Karenanya, walau dikemas dengan nada bercanda, hindari topik ini saat berbicara dengan orang lain.
3. Tidak menceritakan hal-hal buruk mengenai mertua

Meski memiliki banyak kekurangan, mertua tetaplah merupakan orangtua kita. Oleh sebab itu, hindari berbicara yang buruk mengenai mertua kita. Jika mengalami perselisihan atau permasalahan, sebaiknya bicarakan antar keluarga dan hindari membeberkannya ke orang lain.
Namun apabila tak kunjung menemukan titik temu, kamu bisa meminta saran kepada orang yang bisa dipercaya. Tujuannya tak lain membantu memediasi hubungan agar kembali membaik.
4. Jangan menceritakan kondisi keuangan pada orang lain

Selain kehidupan seksual dan sikap mertua, kondisi keuangan merupakan topik yang sebisa mungkin dihindari ketika mengobrol dengan orang lain, termasuk orang terdekat sekalipun. Bukan tanpa alasan, topik ini dinilai cukup sensitif bagi beberapa orang.
Oleh sebab itu, simpan kondisi keuangan kita untuk diri sendiri. Jika ingin berdiskusi seputar hal ini, sebaiknya pilih konsultan keuangan profesional yang dapat membantu menangani permasalahan keuangan rumah tangga.
5. Hindari menceritakan keburukan pasangan

Saat dikuasai amarah, rasanya kita ingin menceritakan segala keburukan pasangan ke orang lain. Sekilas, ini dapat membuat perasaan lega. Namun coba pikirkan efek jangka panjangnya. Image pasangan akan menurun dan orang-orang di sekitar akan mengecap pasangan sebagai sosok yang buruk.
Bagaimanapun, tak ada manusia yang sempurna. Dengan kata lain, kita juga memiliki kekurangan. Karenanya, jangan jadikan keburukan masing-masing sebagai konsumsi bagi banyak orang.
Mencurahkan problematika rumah tangga juga perlu dilakukan dengan bijak. Jangan sampai hal ini menciptakan drama yang justru menjadi bumerang bagi hubungan di masa mendatang. Jika tak ada orang yang bisa dipercaya sebagai tempat berkeluh kesah, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau konselor pernikahan profesional, ya!