Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Manfaat Mengajarkan Anak untuk Terbiasa Menatap Mata Lawan Bicara

Ilustrasi bicara (www.pexels.com/Vanessa Loring)
Intinya sih...
  • Kontak mata menunjukkan kepercayaan diri dan kehadiran dalam komunikasi.
  • Menatap mata adalah bentuk penghargaan dan empati sosial yang penting diajarkan sejak dini.
  • Membiasakan anak menatap mata lawan bicara merupakan bagian dari etika sopan santun dalam berkomunikasi.

Sebagai orang tua, kita tentu ingin anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, sopan, dan mudah bergaul. Salah satu kebiasaan sederhana namun berdampak besar yang bisa kita ajarkan sejak dini adalah membiasakan anak untuk menatap mata lawan bicaranya. Meski terdengar sepele, kontak mata saat berbicara sesungguhnya mencerminkan karakter dan keterampilan sosial yang baik.

Berikut ini lima manfaat penting dari membiasakan anak untuk menatap mata lawan bicara. Yuk baca selengkapnya.

1. Menumbuhkan sikap percaya diri

Ilustrasi bicara (pexels.com/Ketut Subiyanto )

Kontak mata adalah salah satu sinyal non-verbal paling kuat dalam komunikasi. Saat anak menatap mata lawan bicara, mereka menunjukkan bahwa mereka hadir. Mereka percaya pada apa yang mereka ucapkan, dan tidak takut untuk mengekspresikan diri. Anak yang terbiasa melakukan ini akan lebih mudah membangun kepercayaan diri mereka baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pergaulan sehari-hari.

Sebaliknya, anak yang menghindari kontak mata cenderung terlihat ragu-ragu, takut, atau tidak yakin dengan dirinya sendiri. Padahal, sering kali mereka hanya belum terbiasa atau merasa belum nyaman. Dengan latihan dan dukungan yang konsisten dari orang tua, anak akan terbiasa dan akhirnya percaya bahwa mereka memang layak untuk didengar.

2. Melatih anak menghargai orang lain

Ilustrasi bicara (www.pexels.com/Mikhail Nilov)

Menatap mata lawan bicara bukan hanya tentang menunjukkan rasa percaya diri, tetapi juga bentuk penghargaan. Ketika anak melihat lawan bicaranya, itu artinya mereka hadir sepenuhnya dalam percakapan tersebut. Mereka menunjukkan bahwa mereka mendengarkan, bahwa apa yang dikatakan orang lain itu penting, dan bahwa mereka menghargai kehadiran serta pandangan lawan bicara mereka.

Ini adalah salah satu bentuk empati sosial yang penting diajarkan sejak dini. Anak belajar untuk fokus, menyimak, dan tidak asal menjawab tanpa memperhatikan orang yang mengajak bicara. Hal-hal kecil seperti ini akan membentuk kepribadian anak yang penuh respek terhadap orang lain.

3. Membiasakan anak untuk bersikap sopan santun

Ilustrasi bicara (www.pexels.com/Vanessa Loring)

Dalam budaya kita, menatap mata saat berbicara dengan cara yang wajar dan sopan adalah bagian dari etika komunikasi. Mengalihkan pandangan secara terus-menerus saat diajak bicara bisa dianggap tidak sopan, tidak peduli, atau bahkan mencurigakan. Dengan membiasakan anak menatap mata lawan bicara, kita secara tidak langsung sedang mengajarkan etika sopan santun dalam berkomunikasi. 

Ini akan sangat bermanfaat saat anak mulai memasuki lingkungan sosial yang lebih luas, seperti sekolah, kegiatan komunitas, atau acara keluarga besar. Sadari betul hal ini.

4. Mengurangi rasa malu dan menumbuhkan keberanian

Ilustrasi bicara (pexels.com/August de Richelieu)

Anak yang pemalu biasanya akan menghindari kontak mata. Mereka cenderung menunduk, berbicara pelan, dan menghindari tatapan langsung. Ini wajar, terutama pada anak-anak yang baru belajar bersosialisasi. 

Namun bukan berarti hal ini tidak bisa diubah karena dengan latihan yang lembut dan tanpa paksaan, kita bisa membantu anak untuk perlahan-lahan menatap mata lawan bicaranya. Tidak harus lama, cukup beberapa detik saja sebagai permulaan. Ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman dan berani dalam berinteraksi.

5. Melatih anak untuk mudah bersosialisasi

Ilustrasi belajar (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Kemampuan bersosialisasi bukan sesuatu yang muncul begitu saja. Anak perlu belajar, mencoba, dan kadang-kadang gagal dulu sebelum benar-benar terbiasa. Nah, salah satu modal utama agar anak mudah diterima di lingkungan sosial adalah kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik, dan kontak mata adalah bagian penting dari itu.

Anak yang terbiasa menatap lawan bicara cenderung lebih mudah membangun koneksi dengan teman-teman sebayanya. Mereka tampak terbuka, bersahabat, dan mudah dipercaya. Ini membuat proses bergaul menjadi lebih alami dan menyenangkan.

Mengajarkan anak untuk menatap mata saat berbicara bukan sekadar soal komunikasi, tapi tentang membentuk karakter. Ini adalah latihan sederhana yang bisa dilakukan setiap hari di rumah seperti saat makan bersama, saat bercerita, atau saat berdiskusi ringan. Jangan lupa untuk memberi contoh juga, karena anak-anak belajar paling efektif dari apa yang mereka lihat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us