Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Penting yang Bisa Diambil oleh Anak dari Tiger Parenting

ilustrasi orangtua dan anak
ilustrasi orangtua dan anak (freepik.com/Lifestylememory)
Intinya sih...
  • Anak tiger parent terbiasa dengan aturan ketat dan rutinitas jelas, menanamkan nilai disiplin yang berguna di dunia nyata.
  • Anak-anak tiger parent memiliki etos kerja kuat dan mentalitas tidak mudah menyerah, modal penting dalam dunia kompetitif.
  • Tumbuh di bawah ekspektasi tinggi melatih anak menghadapi stres, mengendalikan emosi, dan fokus dalam tekanan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dibesarkan oleh orangtua dengan gaya tiger parenting memang bukan hal yang mudah. Anak sering merasa hidupnya dipenuhi dengan jadwal padat, target, dan ekspektasi yang tinggi. Setiap pencapaian kadang dianggap belum cukup, sehingga anak terus merasa harus melakukan yang lebih baik lagi. Tidak jarang, tekanan ini menimbulkan rasa lelah, bahkan membuat anak mempertanyakan nilai dirinya sendiri. Namun di balik kerasnya pola asuh ini, ada pelajaran berharga yang sering terlewatkan. Tekanan yang awalnya tampak sebagai beban, ternyata bisa menjadi latihan mental dan karakter yang berguna di kemudian hari.

Meski sering terasa berat, anak-anak yang tumbuh di bawah pola asuh seperti ini justru membawa bekal hidup yang unik. Mereka mungkin tidak menyadarinya sejak awal, tetapi disiplin, daya tahan mental, hingga kemampuan mengelola tekanan sering terbentuk secara alami. Bekal ini kelak bisa menjadi keunggulan ketika menghadapi dunia nyata yang penuh tantangan. Jadi, meskipun tiger parenting kerap dipandang negatif, nyatanya ada sisi positif yang bisa dipetik. Berikut beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari pengalaman tumbuh bersama tiger parent.

1. Disiplin yang melekat seumur hidup untuk mencapai tujuan

ilustrasi seorang ibu menemani anak belajar
ilustrasi seorang ibu menemani anak belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak yang dibesarkan oleh tiger parent biasanya terbiasa dengan aturan ketat. Mereka diajarkan untuk punya rutinitas jelas, entah itu soal belajar, olahraga, atau aktivitas lain. Walaupun terkadang terasa seperti dipaksa, kebiasaan ini menanamkan nilai penting: disiplin. Di dunia nyata, disiplin adalah fondasi untuk meraih kesuksesan dalam jangka panjang.

Kebiasaan hidup teratur sejak kecil membuat anak bisa lebih konsisten ketika dewasa. Mereka lebih paham cara mengatur waktu, memprioritaskan pekerjaan, dan menyelesaikan tanggung jawab. Disiplin yang awalnya datang dari tekanan bisa berubah jadi kekuatan pribadi yang membantu anak menghadapi tantangan hidup.

2. Tahu rasanya bekerja keras sejak dini

ilustrasi seorang ibu menemani anak
ilustrasi seorang ibu menemani anak (pexels.com/August de Richelieu)

Tiger parent sering menekankan pentingnya usaha maksimal. Anak-anak diajarkan bahwa tidak ada hasil tanpa kerja keras. Meskipun kadang mereka merasa lelah atau terbebani, nilai kerja keras ini bisa menjadi modal penting untuk menghadapi dunia yang kompetitif.

Saat dewasa, anak-anak ini biasanya punya etos kerja yang kuat. Mereka tidak mudah menyerah, terbiasa menghadapi tantangan, dan tahu bahwa hasil besar butuh perjuangan panjang. Bahkan jika mereka memilih jalan berbeda dari yang orang tua inginkan, mental kerja keras tetap tertanam.

3. Belajar mengendalikan emosi dan tekanan

ilustrasi anak belajar mengendalikan tekanan
ilustrasi anak belajar mengendalikan tekanan (pexels.com/RDNE Stock project)

Tumbuh di bawah ekspektasi tinggi membuat anak terbiasa menghadapi stres. Awalnya mungkin sulit, tapi lama-kelamaan mereka belajar cara menahan diri, mengendalikan emosi, dan tetap fokus meski berada dalam tekanan. Itu adalah soft skill yang penting di kehidupan nyata.

Kemampuan ini sangat berguna saat dewasa, terutama dalam pekerjaan atau hubungan sosial. Anak-anak tiger parent tahu bagaimana menghadapi deadline ketat, persaingan, atau kritik tanpa mudah goyah. Mereka belajar bahwa tekanan bukan alasan untuk berhenti, melainkan tantangan untuk dikelola.

4. Peka terhadap standar kualitas

ilustrasi anak menjuarai kompetisi
ilustrasi anak menjuarai kompetisi (freepik.com/freepik)

Tiger parent biasanya menginginkan yang terbaik dari anak-anaknya, entah dalam hal akademik maupun kegiatan lain. Hal ini melatih anak untuk tidak cepat puas dengan hasil biasa-biasa saja. Meski sering terasa seperti beban, pelajaran ini membuat mereka terbiasa dengan standar kualitas yang tinggi.

Ketika dewasa, kebiasaan itu bisa jadi keunggulan. Mereka terbiasa berusaha menghasilkan pekerjaan yang rapi, teliti, dan maksimal. Dalam dunia profesional, kualitas seperti ini sangat dihargai. Walaupun dulu mereka mendapatkannya dari tekanan, pada akhirnya anak bisa menjadikannya sebagai kebiasaan positif.

5. Kemandirian dalam mengambil keputusan

ilustrasi seorang anak laki-laki
ilustrasi seorang anak laki-laki (pexels.com/Julia M Cameron)

Meski sering diarahkan atau bahkan dikendalikan, anak-anak dari tiger parent biasanya cepat belajar bahwa keputusan yang mereka ambil punya konsekuensi besar. Ada dorongan untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan. Hal ini membuat mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih mandiri dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Ketika mereka dewasa, pelajaran ini berguna untuk menghadapi dunia nyata yang penuh pilihan. Mereka paham bahwa setiap langkah punya risiko, dan terbiasa mempertimbangkan baik-buruknya sebelum melangkah. Meskipun awalnya lahir dari tekanan, kemampuan ini akhirnya melatih mereka jadi pribadi yang lebih tangguh.

Itulah 5 pelajaran yang bisa diambil anak yang diasuh dengan tiger parenting. Meski kerap dipandang negatif, tiger parenting ternyata memiliki sisi positif yang bisa jadi pelajaran hidup. Tekanan memang tidak selalu menyenangkan, tapi dari situlah anak-anak belajar tentang disiplin, kerja keras, hingga kemandirian yang bermanfaat di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Plus Minus Memilih Backdrop Ruangan dengan Bahan Kayu

04 Sep 2025, 19:42 WIBLife