Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi menutup wajah (unsplash.com/jullrain)

Saat anak telah dewasa, orang tua bakal merasa gemas sendiri melihat karakternya yang penakut. Ini dikarenakan sedikit banyak, sifat penakut juga akan membuatnya manja.

Belum lagi, hidup si anak menjadi kurang berkembang. Bagaimana hidupnya akan berkembang seperti teman-temannya jika ia tidak pernah berani mengambil keputusan sendiri, melangkah maju, dan menghadapi berbagai tantangan?

Akan tetapi, tak bijaksana juga jika orang tua hanya menyalahkan anak. Bukan tidak mungkin justru merekalah yang telah menanamkan benih ketakutan dengan cara-cara berikut ini: 

1. Orang tua suka membesar-besarkan potensi bahaya

Ilustrasi ekspresi takut (unsplash.com/ritchimondo_faharudo777)

Orang tua tentu perlu memberi tahu anak tentang berbagai potensi bahaya. Ini penting agar anak tak kerap celaka selagi masih dapat dicegah. Misalnya, bahaya berlarian di dalam rumah sebab anak dapat tersandung kaki meja atau kursi.

Akan tetapi, wajib bagi orang tua memperkenalkan potensi bahaya secara masuk akal pada anak. Jangan lebay seperti dengan berkata, "Awas, ikan-ikannya jangan dibuat mainan. Nanti tanganmu digigit sampai putus, lho."

Padahal, itu bukan ikan yang ganas melainkan ikan hias berukuran kecil yang sama sekali tidak berbahaya. Meski maksud orang tua baik, caranya kurang tepat. Sebaiknya, orang tua langsung saja menjelaskan bahwa ikan dapat stres jika terus diganggu.

2. Orang tua juga melebih-lebihkan kesalahan anak sehingga dia kapok melakukan sesuatu

Editorial Team

Tonton lebih seru di