5 Tips Mendorong Pasangan Mau Beli Rumah, Jadikan Prioritas Bersama

Keluar dari rumah orangtua atau mertua bukan berarti ada masalah di antara kalian. Hubunganmu dan pasangan dengan mereka sangat harmonis pun sebaiknya kalian memiliki rumah sendiri selepas berkeluarga. Namun, terkadang keinginan baru datang dari salah satu pihak.
Dirimu berpikir rumah pribadi merupakan kebutuhan bagi pasangan suami istri. Akan tetapi, pasangan masih menganggap tinggal di mana pun sama saja. Baik di rumah orangtuanya, orangtuamu, atau saudara kalian tidak menjadi masalah baginya. Dia justru berpikir itu bagus tak hanya dari segi penghematan melainkan juga menjaga hubungan dengan keluarga tetap dekat.
Kalau sikap pasanganmu begini, perlu mendorong pasangan mau beli rumah. Tentu jangan sampai kalian bertengkar dan rumah tangga menjadi tidak harmonis. Upaya ini mungkin butuh waktu lebih dari setahun sampai berhasil. Lakukan pelan-pelan kelima tips berikut ini.
1. Katakan soal keterbatasan ruang, privasi, dan tumbuh kembang anak

Di rumah keluarga saat ini, setidaknya sudah ada dua kepala keluarga. Misalnya, keluargamu dengan keluarga mertua. Belum lagi apabila ada saudara yang juga telah menikah. Kepadatan di rumah menjadi amat tinggi. Kamu serta pasangan cuma kebagian satu kamar.
Artinya, bila kalian sudah memiliki momongan mesti tidur bersama di kamar tersebut. Privasi kalian sebagai pasangan suami istri menjadi tak ada. Kalian hendak berhubungan intim pun sulit karena ada anak. Kebanyakan percakapan kalian juga terdengar oleh anggota keluarga lainnya.
Lambat laun keterbasan ruang dan privasi berpengaruh pula pada tumbuh kembang anak. Ia tidak bisa beraktivitas dengan leluasa di dalam rumah. Ketika kalian bermaksud mendisiplinkan anak, terlalu banyak orang yang ikut campur. Anak malah menjadi kurang menurut pada kalian. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, pasangan akan lebih mudah membenarkannya.
2. Ingatkan bahwa pemilik rumah bisa diam-diam kurang nyaman

Kamu dan pasangan sudah sama-sama dewasa. Kalian mesti bisa mendengar lebih banyak daripada apa yang dikatakan orang lain. Dalam hal ini, pemilik rumah tempat kalian ikut tinggal. Jika pasanganmu kurang peka, katakan bahwa bisa jadi pemilik rumah sebenarnya lebih suka kalian tinggal terpisah.
Pasalnya, beberapa keluarga tinggal bersama menyebabkan kesulitan dalam pengaturannya. Utamanya terkait keuangan dan kebiasaan sehari-hari. Jangan sampai kalian yang seharusnya telah mandiri malah merepotkan pemilik rumah. Renungkan bersama pasangan, sampai kapan kalian akan seperti ini?
Kasihan pemilik rumah jika makin lama makin menderita dengan keberadaan kalian. Meski mereka tak pernah mengatakannya bahkan kalian tinggal di sana atas ajakannya, boleh jadi sikap murah hati itu kini agak disesali. Bukan karena mereka jahat, tetapi serumah dengan keluarga lain memang bisa amat mengurangi kenyamanan. Kalian harus tahu diri dan berusaha mencari rumah sendiri.
3. Bantu penyediaan dananya

Tentu saja soal membeli rumah gak bisa diputuskan hanya oleh dua alasan di atas. Rumah tidak murah sehingga kemungkinan besar ini yang bikin pasangan masih ingin tinggal bersama orangtua, mertua, atau saudara. Maka kewajibanmu sebagai pasangannya ialah membantu menyiapkan dana bakal beli rumah.
Kamu dan pasangan harus sama-sama bekerja serta beriuran untuk membeli rumah impian. Ada dua metode yang dapat diterapkan demi mengumpulkan uang buat beli rumah. Pertama, masing-masing menyisihkan sekian persen dari pendapatannya lalu ditabung di rekening khusus.
Kedua, sepakati saja nominalnya seperti masing-masing menyetorkan 200 ribu rupiah per bulan. Pasangan bakal lebih mungkin termotivasi membeli rumah kalau dirimu membantunya dengan totalitas. Jangan kamu cuma memintanya membeli rumah untuk kalian tanpa kontribusi nyata.
Bila harga rumah sangat murah, tentu pasanganmu sudah membelinya dari dulu. Jika dirimu gak membantu mencarikan uangnya, ini bakal menjadi persoalan yang sangat sensitif baginya. Ia sudah lelah bekerja demi makan sehari-hari masih pula didesak tentang rumah. Gak usah meributkan suami atau istri yang paling bertanggung jawab soal papan. Kalau kalian bisa mewujudkannya bareng-bareng tentu baik sekali.
4. Cari rumah yang gak jauh dari situ

Salah satu penyebab pasangan nyaman menumpang tinggal di rumah tersebut barangkali karena dekat dengan kantornya. Atau, sekalian ia merawat orangtua yang sudah lanjut usia. Soal jarak dan kewajiban terhadap orangtua ini bisa disiasati dengan kalian mencari rumah yang lokasinya cukup dekat.
Jangan pindah terlalu jauh yang bikin pasangan merasa keputusan kalian tidak tepat. Carilah rumah yang jaraknya dari rumah yang sekarang ditempati tidak lebih dari 5 km. Jarak itu bisa ditempuh dalam beberapa menit. Pasangan masih dapat menuju kantor tanpa terlalu lelah di jalan atau sering-sering menjenguk orangtua.
Apabila dalam radius itu gak ada kawasan perumahan baru, carilah rumah second. Bahkan bangunannya tak terlalu tampak seperti tempat tinggal pun tidak apa-apa. Seperti bangunan yang sejak didirikan lebih difungsikan sebagai warung daripada hunian. Nanti pelan-pelan kalian bisa mengubahnya agar seperti rumah sungguhan.
5. Sodorkan iklan rumah murah

Pasangan yang masih ragu untuk membeli rumah pasti memikirkan harga dibandingkan pendapatannya. Makin jauh perbandingannya saking mahalnya harga properti, makin ia mengulur waktu buat membelinya. Agar dia lebih cepat mantap untuk memiliki rumah sendiri, kamu gak boleh terlalu banyak keinginan.
Bersikaplah realistis terkait kemampuan kalian dalam membeli rumah. Jangan menunjukkan harga rumah yang selangit dan bikin pasanganmu tambah pesimis akan dapat membelinya. Sodorkan padanya rumah murah seperti rumah bersubsidi. Memang spesifikasi bangunannya berbeda daripada rumah komersial.
Namun, untuk sekarang harga itu yang lebih sesuai buat kalian. Secara harga, pasanganmu bakal tertarik. Tinggal dirimu meyakinkannya mengenai beli rumah semampunya dulu gak apa-apa. Kalian dapat menabung lagi untuk merenovasinya secara bertahap setelah beberapa tahun.
Diskusi tentang rumah biasanya butuh waktu cukup lama. Hindari dirimu berharap minggu ini kalian membicarakannya, minggu depan pasangan sudah mau diajak survei lokasi. Kamu boleh mendorong pasangan mau beli rumah, tapi tetap jaga suasana agar selalu harmonis dengan tidak mengajaknya debat. Sampaikan pandangan-pandanganmu dengan tenang supaya pasangan juga dapat memikirkannya dengan jernih.