Perceraian bukan akhir dari segalanya, tapi jelas mengubah ritme hidup siapa pun yang terlibat di dalamnya—terutama anak. Mereka sering jadi pihak yang “terjebak di tengah,” bingung harus berpihak ke siapa, atau merasa kehilangan rasa aman. Justru di sinilah tantangan terbesar parenting setelah perceraian: bagaimana tetap hadir sebagai orang tua yang utuh meski ikatan pernikahan sudah putus.
Kita perlu ingat, anak bukan sekadar “korban perceraian,” melainkan pribadi yang butuh contoh sehat untuk belajar menghadapi hidup. Jadi, parenting pasca-cerai bukan tentang siapa lebih baik jadi orang tua, tapi bagaimana tetap bisa menciptakan ruang yang aman, stabil, dan penuh kasih untuk mereka tumbuh. Nah, berikut ini lima tips yang bisa jadi pegangan buat kamu.