ilustrasi seorang pria (pexels.com/Timur Weber)
Tidak diakui oleh orangtua biologis merupakan kesedihan anak yang luar biasa. Bila mereka masih dapat menumbuhkan harapan, salah satunya adalah keinginan untuk menjadi orangtua yang jauh lebih baik. Maka dari itu, mereka berusaha buat menemukan jodoh dan berumah tangga.
Sayangnya, kondisi keluarga yang mengenaskan bisa membuat keluarga pacarnya menolak. Kekasih barang kali tidak mempermasalahkan hubungan mereka dengan orangtua. Tapi keluarga besarnya dapat keberatan.
Garis keturunan mereka dipandang mengkhawatirkan. Keluarga pacar takut kalau-kalau statusnya yang tidak jelas dan konfliknya dengan seseorang yang entah orangtua kandungnya atau bukan bakal memengaruhi rumah tangga mereka di kemudian hari. Peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya bikin keluarga pacar takut anak yang gak diakui oleh orangtua ini juga akan melakukan sesuatu yang buruk setelah menikah serta mempunyai keturunan.
Hubungan antara orangtua dengan anak memang dapat mengalami pasang surut. Tidak selamanya akur, tetapi bukan berarti harus sampai orangtua gak mengakui darah dagingnya. Begitu pula jika persoalan sesungguhnya antara ayah dan ibu, anak tak boleh menjadi korbannya.
Selama orangtua masih sehat dan bisa menghasilkan uang, menyia-nyiakan anak sendiri seperti mudah saja. Pikir mereka, bukan orangtua yang butuh anak melainkan sebaliknya. Namun, orangtua di mana pun harus ingat bahwa masa tua yang memayahkannya dalam segala hal akan tiba juga.
Ketika itulah datang karma dari menolak mengakui anak dan menyesal di kemudian hari tak berguna. Anak yang hatinya terluka begitu dalam entah sudah ada di mana. Pun penyangkalan orangtua gak bisa mengubah takdir hubungan darahnya dengan anak untuk selamanya.