6 Tips Menikmati Kebersamaan dengan Orangtua meski Gak Akrab, Rileks!

Hubungan antara orangtua dengan anak yang dekat dan harmonis tentu menjadi harapan semua orang. Namun, kenyataannya tidak setiap anak merasakannya. Begitu pula ada orangtua yang merasa berjarak dengan darah dagingnya sendiri. Ini dapat terjadi karena berbagai sebab.
Seperti hubungan suami istri yang tak rukun sehingga berdampak pada relasi orangtua dan anak. Bisa pula anak sejak kecil dititipkan pada kakek atau nenek selagi orangtua bekerja jauh serta jarang pulang atau kalian tetap satu rumah tetapi orangtua sibuk sekali bekerja di luar rumah.
Akibatnya, kini kamu malah merasa canggung dengan orangtua sendiri. Dirimu lebih nyaman apabila orangtua sedang gak ada. Begitu mereka di dekatmu, kamu seperti tak tahu harus mengatakan apa. Sekalipun kalian jarang bertemu, belajarlah buat menikmati kebersamaan dengan orangtua lewat enam cara berikut ini.
1. Ingatkan diri untuk tak terus saling menghindari

Rasa tidak nyaman yang kuat mendorongmu buat sebisa mungkin menghindari orangtua. Sekadar bertemu dan menyapa barangkali masih oke. Namun, untuk duduk bersama lebih dari 5 menit sudah membuatmu gelisah. Bahkan bila hubungan dalam keluarga tidak harmonis, seiring usia kamu mesti memahami bahwa kalian tidak mungkin selamanya saling menghindari.
Dulu orangtuamu punya banyak kesibukan di luar. Begitu pula dirimu lebih senang bersama teman-teman. Akan tetapi, kini mereka sudah pensiun sehingga hampir sepanjang waktu di rumah. Kamu pun sehabis bekerja biasanya langsung pulang. Keinginan buat lanjut main dengan kawan telah amat berkurang dibandingkan ketika dirimu remaja.
Ingat bahwa waktu kalian mungkin gak banyak lagi. Orangtuamu makin lanjut usia. Gunakan sedikit sisa waktu ini dengan bijaksana. Tentu beberapa tahun ke depan tak dapat menebus kebersamaan kalian yang hilang sejak kamu kecil. Namun, lebih baik kalian mencoba menciptakan kenangan di waktu yang tersisa ini.
2. Menanyakan hal-hal umum terkait kesehatannya

Makin bertambahnya umur apalagi memasuki usia senja biasanya makin banyak masalah kesehatan. Sesehat apa pun orangtuamu, tentu kondisinya gak sama dengan ketika masih muda. Maka topik kesehatan selalu cukup menyenangkan buat dibicarakan.
Orangtuamu barangkali agak gengsi mengakui masalah kesehatannya. Akan tetapi, sesungguhnya mereka merasa senang sekali bahkan terharu saat dirimu menanyakannya. Bagi mereka, itu salah satu bentuk perhatian anak terhadap orangtua walaupun hubungan kalian tidak sedekat keluarga lain.
Jika dirimu lama sekali tak bertemu dengan mereka, mulailah dengan pertanyaan apakah ada keluhan kesehatan? Sudah pernah melakukan medical check up atau belum? Bagaimana hasil laboratoriumnya? Biasanya mereka berobat ke rumah sakit mana? Siapa dokternya? Adakah pantangan tertentu?
Kamu tidak perlu memiliki latar belakang pendidikan kesehatan buat sekadar menanyakan hal-hal di atas. Manfaatnya di samping orangtua merasa diperhatikan, dirimu juga menjadi tahu ragam gangguan kesehatan yang kerap timbul di usia senja. Mungkin juga penyakit itu berpotensi diturunkan padamu. Kamu lebih mampu mencegahnya sejak sekarang agar kesehatanmu di masa tua nanti lebih baik.
3. Menceritakan pendidikan dan pekerjaanmu

Meski tampak kurang peduli, orangtua dalam hatinya tentu juga penasaran tentang kehidupanmu. Bila kalian akrab, mereka otomatis mengetahuinya. Akan tetapi dengan hubungan kalian yang berjarak, banyak hal yang berkaitan denganmu terlewatkan oleh keduanya.
Ini bukan saatnya untuk saling menyalahkan soal siapa yang gak peduli. Bila hal ini terus dipermasalahkan, kamu sendiri yang bakal amat terluka. Lebih baik dirimu saja yang mulai menceritakan jalannya pendidikan atau pekerjaanmu. Kalau kamu masih kuliah misalnya, beri tahu orangtua mengenai semestermu sekarang dan apa yang ingin dilakukan ke depannya.
Jika kamu sudah bekerja, ceritakan tentang kesibukanmu di kantor. Apa saja yang menjadi tanggung jawabmu, suka serta dukanya bekerja di sana, dan seperti apa lingkungan kerjamu. Ceritamu membantu orangtua membayangkan kehidupanmu. Sekalipun responsnya sedikit, mereka pasti senang akhirnya tahu lebih banyak mengenai hari-harimu.
4. Membahas berita terkini

Orang-orang di usia tua biasanya juga tak melewatkan berita harian. Walaupun mereka tidak akrab dengan media sosial, berita umumnya diikuti melalui televisi atau koran. Begitu kamu tahu dalam waktu dekat bakal dikunjungi atau mengunjungi orangtua, sering-sering menonton atau membaca berita dulu.
Terutama berita nasional yang berkaitan dengan politik, pemerintahan, ekonomi, serta bencana. Untukmu yang ragu buat memulai topik percakapan yang bersifat lebih pribadi, berita terkini dapat menggantikannya. Biar kamu dan orangtua dapat bertukar pandangan. Cara ini bisa membantu kalian merasakan kenyamanan satu sama lain.
Terutama ketika banyak pendapat kalian mengenai suatu berita ternyata sama. Bila pun kamu berbeda pendapat dengan orangtua, kalian akan belajar untuk tetap saling menghormati. Seperti hubungan kalian selama ini yang tidak akrab tetapi saling respek. Orangtua bahkan bisa menilaimu cukup kritis. Dirimu berani mengemukakan pendapat yang berbeda dengan mereka.
5. Lakukan aktivitas bersama

Kehabisan bahan obrolan sangat mungkin terjadi mengingat kalian tidak nyaman satu sama lain. Waktu menjadi terasa begitu panjang. Satu-satunya hal yang terpikirkan olehmu adalah, bagaimana caranya meninggalkan orangtua tanpa menyakiti perasaannya?
Jangan pergi dulu kalau memang dirimu sebenarnya gak ada kegiatan lain yang mendesak. Alihkan percakapan yang monoton ke kegiatan bersama. Bila ada perangkat karaoke di rumah misalnya, ajak orangtua menyanyi. Bisa juga hanya kamu yang bernyanyi dan mereka mendengarkan.
Tidak ada lagi keharusan buat berbincang, tetapi kalian masih menikmati waktu bersama. Dirimu juga dapat sengaja menghampiri orangtua ketika mereka sedang berkebun atau melakukan kegiatan lainnya.
Isi kebersamaan dengan dirimu membantunya. Aktivitas bareng begini malah bisa bikin kalian lebih dekat tanpa perlu banyak omong yang berpotensi salah ucap karena sejak dulu kurang dekat.
6. Hadirkan orang ketiga yang luwes menjembatani komunikasi

Jika kamu sudah punya pasangan, kehadirannya di antara dirimu dengan orangtua amat penting. Ketika kamu terlalu bingung hendak membicarakan apa dengan orangtua, dia pasti punya topik yang dapat mengisi obrolan. Hambatan dalam komunikasimu dengan orangtua terjadi sebab kalian memiliki riwayat hubungan yang kurang baik.
Sekalipun dirimu biasanya pandai berbincang dengan siapa pun, kemampuan itu seperti lenyap di hadapan orangtua. Berbeda dengan pasanganmu yang tak memiliki kenangan kurang baik terkait orangtuamu. Demikian pula sebaliknya, orangtua memandang pasanganmu sebatas orang baru dalam keluarganya.
Lebih mudah bagi keduanya berbincang santai mengenai berbagai topik. Sama sekali tak ada beban di hati. Kamu tinggal mendengarkan dan sesekali menanggapi perkataan mereka. Dirimu dapat terlebih dahulu menceritakan hubunganmu dengan orangtua pada pasangan biar ia gak heran saat kamu lebih banyak diam.
Dia juga menjadi bisa menghindari topik yang boleh jadi bikin kamu serta orangtua sama-sama gak nyaman. Misalnya, pasangan menanyakan bagaimana masa kecilmu dulu, nakal atau tidak? Padahal, kamu diasuh oleh kakek dan nenek ketika masih kecil. Dirimu baru serumah lagi dengan orangtua selepas dewasa.
Cepat atau lambat, mayoritas orang akan kembali ke keluarganya apalagi di usia tua. Begitu pula orangtuamu yang mungkin dulu jauh atau sibuk sendiri di luar rumah lambat laun kembali tinggal bersamamu. Atau, mereka punya tempat tinggal sendiri tetapi secara moral dirimu merasa perlu sering menengoknya. Hindari pertengkaran tentang masa lalu dan nikmati kebersamaan kalian dengan enam cara di atas.