Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Berhasil membeli rumah tentu sangat membahagiakan untukmu yang menginginkannya dan sudah lama memperjuangkannya. Kamu sampai rela menahan banyak keinginan lain demi menyiapkan tabungan bakal membeli rumah. Berapa pun luas tanah dan bangunan, harganya, lokasi, serta cara pembayarannya cash atau kredit sudah sepantasnya dirimu bersyukur.

Kalau rumah pribadi telah dimiliki, hidup jauh lebih tenang. Kamu tak perlu lagi pindah-pindah kos-kosan atau kontrakan. Sebagai perayaan kecil-kecilan, syukuran rumah baru pun kerap dilakukan oleh orang yang berhasil membeli atau membangunnya. Di dalam acara ini, selain menunjukkan besarnya kebahagiaanmu sebagai pemilik rumah, juga buat meminta doa dari para tamu.

Rumah baru tak ubahnya babak baru dalam kehidupanmu. Dirimu pantas mengharapkan rumah tersebut mendatangkan banyak kebaikan untuk penghuninya. Kalau kamu hendak membuat acara syukuran rumah baru, perhatikan enam tips berikut. Semoga kebahagiaanmu benar-benar menular ke mereka, bukan malah bikin beberapa orang sakit hati.

1. Jangan ada sedikit pun niat pamer

ilustrasi rumah baru (pexels.com/Kindel Media)

Semua orang juga tahu bahwa harga rumah tidak murah. Harga rumah 2 kamar saja mencapai ratusan juta rupiah. Membelinya secara kredit pun bukan hal mudah karena mesti menyiapkan DP yang cukup besar dan cicilan per bulannya juga lumayan. Apalagi kalau kamu berhasil membelinya secara cash, sangat sedikit milenial dan generasi Z yang mampu melakukannya.

Maka rumah baru sebetulnya bisa dijadikan modal besar untuk pamer. Terlebih bila kebanyakan saudara dan temanmu belum dapat membelinya. Kamu masih kredit 20 tahun pun bisa bersikap seolah-olah sudah membayarnya lunas. Tindakan seperti ini tidak boleh dilakukan, ya. Apa pun yang dibeli bukan untuk pembenaranmu bersikap sok.

Meski perjuanganmu buat membelinya berat, irit bicara lebih bijak untuk mencegahmu dari tahu-tahu pamer. Bahkan seandainya ini rumah keduamu, gak usah bersikap seolah-olah bagimu membeli properti segampang menjentikkan jari. Cukupkan maksud acara murni dalam rangka syukuran serta minta doa yang baik-baik dari tamu. 

2. Cukup keluarga dekat dan tetangga baru

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Siapa saja yang perlu diundang dalam acara syukuran rumah baru? Sebenarnya kamu boleh saja mengundang semua orang yang dikenal. Kalau rumahmu tidak cukup luas, undangan juga dapat dibagi untuk beberapa hari sampai semua orang tahu bahwa dirimu baru membeli rumah.

Akan tetapi, berlebihan mengundang orang ketika syukuran rumah baru justru mengesankan betapa kamu ingin menyombongkan diri. Seakan-akan seluruh orang di dunia ini wajib tahu keberhasilanmu membelinya, lokasinya, dan penampakan rumahmu. Batasi undangan hanya untuk keluarga dekat serta tetangga di lingkungan yang baru tersebut.

Tetangga lama di sekitar rumah kontrakanmu atau rumah orangtua gak perlu diundang. Kalau itu dilakukan, kamu tampak ingin memamerkan rumah baru pada mereka. Cukup keluarga dekat seperti orangtua dan saudara kandung. Tetangga baru jauh lebih penting diundang daripada tetangga lama supaya kalian bisa berkenalan dan menjalin keakraban. Silaturahmi dengan tetangga lama dapat dilakukan di luar acara syukuran.

3. Lakukan setelah rumah cukup rapi

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Bahkan bila kamu membeli rumah yang benar-benar baru, biasanya gak langsung siap dihuni. Kamu tetap harus membersihkannya dulu beberapa kali, menata barang-barangmu, serta melengkapinya dengan sejumlah perabot. Tak jarang bagian halaman belakang pun masih perlu ditambahi atap, dapur, atau tempat menjemur.

Semua itu sangat merepotkan dan melelahkanmu. Jika acara syukuran diadakan terlalu cepat, dirimu bakal kewalahan dalam mempersiapkan ruangan serta konsumsi untuk tamu. Mereka juga mungkin kurang nyaman di rumahmu akibat masih berantakan. Lebih baik kamu fokus pada merapikan rumah dulu hingga tuntas.

Setelah itu istirahat sebentar barang beberapa hari sampai seminggu. Baru setelahnya acara syukuran disiapkan. Meski semua konsumsi bisa dipesan, bila rumah belum sepenuhnya siap tentu kamu gak maksimal dalam menyambut tamu. Kalau rumah sudah rapi sebelum acara, setelahnya pun beres-beresnya lebih singkat.

4. Bisa juga gak mengundang orang, cukup kirim makanan

ilustrasi mengantar makanan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meski kebanyakan acara syukuran rumah baru dilakukan dengan mengundang sejumlah orang ke rumah, ini tidak harus. Tergantung keadaan masing-masing saja. Sebagai contoh, semua keluargamu di luar kota. Daripada mereka mesti berduyun-duyun ke rumahmu di tengah berbagai kesibukan, lebih efisien kamu mengirim makanan ke rumah orangtua dan saudara-saudara menggunakan aplikasi.

Misalnya, satu ekor ayam goreng untuk satu keluarga. Hal yang sama juga bisa diterapkan pada tetangga-tetangga baru. Kamu cukup mencari informasi jumlah tetangga satu RT atau satu blok, pesan katering, lalu mengantarkannya ke rumah-rumah. Ini juga sopan sekali sebab sebagai tetangga baru, dirimu mau terlebih dahulu mendekati mereka dan membawakan buah tangan.

Syukuran rumah baru tanpa mengundang orang cocok untukmu yang ingin secepatnya melakukannya. Tidak perlu kamu menunggu rumah benar-benar rapi. Atau, dirimu masih kurang percaya diri karena kudu menabung cukup lama untuk mencicil perabot. Kamu tak enak apabila tamu-tamu berdatangan dan hanya melihat ruangan kosong dengan tikar di tengahnya. 

5. Satpam konpleks wajib mendapat jatah konsumsi

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Alexy Almond)

Untukmu yang membeli rumah di kompleks perumahan, jangan lupa memberikan jatah konsumsi pada satpam yang bertugas saat itu. Bagaimanapun juga, petugas keamanan sangat penting untuk menjaga lingkungan. Apalagi kamu warga baru, kalau ada apa-apa tentu satpam kompleks menjadi orang yang diandalkan.

Jangan ada jarak antara dirimu dengan petugas keamanan setempat. Walaupun ia tidak dapat datang ke rumahmu saat acara syukuran berlangsung sebab mesti terus berjaga, bawakan jatah konsumsinya ke pos. Dia tentu sangat senang dan merasa keberadaannya dihargai. Apabila setiap hari ada dua sif jaga, satpam yang satu lagi juga perlu diberi perhatian.

Jangan sampai temannya bercerita mendapatkan makanan darimu dan dia cuma mendengarkan sambil membayangkan. Agar makanan untuk satpam sif jaga berikutnya tetap fresh, dirimu dapat memesankan satu paket nanti atau besok ketika ia bertugas. Tidak apa-apa menunya berbeda dari yang diperoleh kawannya kemarin. Terpenting isinya setara.

6. Sederhana tapi bermakna

ilustrasi makan bersama (pexels.com/cottonbro studio)

Tak perlu berlebih-lebihan dalam menyelenggarakan acara syukuran rumah baru. Konsep pesta kurang cocok karena hanya menekankan pada bersenang-senang. Berhasil memiliki rumah tidak hanya menimbulkan rasa senang. Lebih dalam dari itu, dirimu bahagia sekaligus terharu.

Makin lama dan berat perjuanganmu untuk bisa punya rumah sendiri, makin bijak acaranya dibikin sederhana saja. Terpenting isi acara tetap penuh makna. Acara dapat diisi dengan doa sesuai keyakinanmu dan ucapan terima kasihmu untuk para tamu yang sudah bersedia datang. Kalau semua orang yang hadir dipastikan telah punya rumah, kalian juga bisa berbagai kisah perjuangan masing-masing dalam membeli atau membangunnya.

Dengan para tetangga baru, jalin komunikasi yang luwes. Kamu mesti berkenalan satu per satu dengan mereka, saling bertukar nomor telepon, juga tanyakan tentang susunan pengurus RT dan aneka kegiatan warga. Acara yang sederhana tetapi dikelola dengan baik akan membuat semua orang lebih nyaman, merasa akrab, dan dirimu gak capek mempersiapkannya.

Di beberapa daerah mungkin saja ada adat tertentu untuk merayakan rumah baru atau menyambut warga baru. Bila kamu pendatang di daerah tersebut, cari tahu dan coba untuk mengikuti kebiasaan masyarakat setempat. Ini bakal memudahkanmu diterima di tengah-tengah mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team