Hindarkan Anak Bermasalah, Peran Keluarga Harus Lebih Banyak

 Keluarga harus perhatian terhadap setiap perubahan anak 

Malang, IDN Times - Kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak di Kota Malang beberapa waktu terakhir menimbulkan keprihatinan. Pasalnya anak-anak yang seharusnya masih belajar dan bermain justru terlibat kasus penganiayaan. Bahkan yang menjadi korban penganiayaan tersebut merupakan teman mereka sendiri. Dalam hal ini, sorotan tentu juga mengarah kepada orangtua yang dianggap lalai mendidik dan mengarahkan putra-putrinya. 

1. Keluarga harus perhatian pada perubahan sikap anak

Hindarkan Anak Bermasalah, Peran Keluarga Harus Lebih BanyakSeorang anak di Gubuk Baca Gading Kembar sedang membaca sebuah buku. IDN Times/Alfi Ramadana

Psikolog anak Wulida Azmiyya El Rifqiya menjelaskan bahwa salah satu pemicu munculnya kasus kekerasan pada anak lantaran kurang perhatiannya orangtua. Ia menyebut bahwa keluarga seharusnya menjadi tempat pertama bagi anak untuk belajar berbagai hal. Keluarga juga seharusnya bertanggungjawab terhadap penerapan nilai, normal, etika, dan keagamaan kepada anak.

"Keluarga itu harus bisa menjadi tempat untuk belajar pertama kali bagi anak-anak untuk memahami, untuk mengerti, untuk belajar, bagaimana etika, gimana belajar agama, menghormati orang lain. Berani mengakui dan meminta maaf ketika melakukan kesalahan," paparnya Jumat (26/11/2021).

Baca Juga: Gubernur Angkat Bicara Kasus Pelecehan Seksual Malang

2. Perlu ada pengarahan penggunaan gadget

Hindarkan Anak Bermasalah, Peran Keluarga Harus Lebih BanyakSeorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti proses belajar tatap muka dengan protokol COVID-19. IDN Times/ Alfi Ramadan

Selain menanamkan norma-norma kemanusiaan dan agama, keluarga juga harus bisa memberikan pengarahan pada penggunaan fasilitas sepergi gadget dan perangkat lain. Hal itu sangat penting untuk membentuk karakter anak sejak kecil. Anak juga bakal merasa lebih dihargai dan diperhatikan saat orangtua benar-benar memberi edukasi dengan baik.

dm-player

"Edukasi pada anak akhirnya menjadi sesuatu hal yang penting. Paling tidak anak-anak mengerti batasan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan," imbuhnya. 

3. Keluarga tak boleh abai dengan tumbuh kembang anak

Hindarkan Anak Bermasalah, Peran Keluarga Harus Lebih BanyakIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Tak bisa dimungkiri bahwa anak juga terkadang ingin diapresiasi oleh orangtuanya. Ketika mereka tak mendapat apresiasi dari orangtuanya, maka mereka cenderung mencari pelampiasan di tempat lain. Untuk itu, pendampingan saat tumbuh kembang anak merupakan momen yang tak boleh dilewatkan orangtua. Sebab di sinilah peran orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar menjadi krusial. 

"Jadi anak jangan sampai dibiarkan untuk memaknai apapun sendiri. Bisa saja mereka akan berfikir apa yang mereka lakukan benar karena lebih terpengaruh pada konten-konten yang mereka tonton," sambungnya. 

4. Pola komunikasi orang tua dan anak harus berjalan

Hindarkan Anak Bermasalah, Peran Keluarga Harus Lebih BanyakChildren's Health

Selama ini, banyak ditemui bahwa komunikasi antara orang tua dan anak kerap tidak berjalan. Hal tersebut lantaran orang tua sibuk dengan urusannya sendiri. Hal itu kemudian memicu adanya perubahan perilaku sang anak dari efek pergaulan yang dilakukannya di luar. 

"Perisitiwa yang beberapa waktu lalu terjadi salah satunya mungkin juga karena kurangnya pengawasan dari orangtua. Ini yang harus jadi pembelajaran agar kerjadian serupa tak terjadi lagi," tandasnya. 

Baca Juga: Tim Kemensos Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malang Jalani BAP

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya