TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Risiko Mental Anak jika Kamu Terlalu Strict dalam Mengatur Hidupnya

Anak malah bisa stres dan gak semangat hidup, lho

Pexels.com/Lucas Dutra

Setiap orangtua punya cara yang berbeda-beda dalam membesarkan anaknya. Ada yang santai, over protective, atau juga strict yang sangat mengatur hidup anaknya. Beda cara asuh maka berbeda pula dampaknya pada diri anak, terutama untuk mental anak. Dan berhubungan dengan hal itu, pada kesempatan kali ini kita akan membahas beberapa risiko mental jika sebagai orangtua dirimu terlalu strict dalam mengatur hidup anak. Simak baik-baik bahaya dan dampak buruknya di bawah ini, ya!

1. Dia merasa hidup sebagai boneka orangtua dan tak merasa berhak atas hidupnya sendiri

Pexels.com/Cottonbro

Risiko pada mental anak jika kamu terlalu ketat mengatur hidupnya ialah bisa timbul perasaan bahwa dirinya cuma boneka orangtua dan tidak memiliki hak atas hidupnya sendiri, dengan kata lain mentalnya sangatlah tertekan.

Karena terlepas dari keinginan orangtua untuk menjamin hidup anaknya, sang anak sendiri tentu punya keinginan dan mimpi. Namun terpaksa memendamnya karena dirimu yang terlalu strict mengatur hidupnya.

Baca Juga: 10 Potret Maternity Shoot Terbaru Ana Riana 'TOP' bak Bidadari! 

2. Stres saat harus mengikuti jalan hidup yang tidak ia mau

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Risiko mental berikutnya adalah dia bisa mengalami stres dini. Karena apa yang orangtua mau belum tentu juga dia inginkan dan pilihan terbaik untuknya. Apalagi jika itu tentang jalan hidup yang berpengaruh besar pada kehidupannya, bisa-bisa anak menjadi depresi dan tertekan batinnya.

3. Mentalnya tak pernah tumbuh menjadi kuat dan dewasa

Pexels.com/Cottonbro

Kemudian risikonya yang ketiga adalah bisa-bisa mentalnya lemah. Karena apapun yang ia jalani dalam hidup merupakan suruhan orangtua, jadi ia tidak pernah berjuang atau mengalami hal-hal yang menempa mentalnya menjadi kuat. Lebih parahnya lagi bahkan ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak dewasa.

4. Tidak tahu kebahagiaannya sendiri

Pexels.com/Cottonbro

Sikap tidak baik orangtua ini bisa membuat anak jadi tidak tahu kebahagiaannya sendiri. Dengan kata lain, dampak dari orang yang selalu ikut campur perihal hidupnya, membuat dia jadi tidak punya tujuan atau bahkan momen tertentu yang benar-benar membuatnya bahagia. Dia tak pernah mengalami pencapaian atas apa yang ia bena-benar inginkan seperti anak-anak lain pada umumnya.

Baca Juga: 6 Tips Membangun Karakter Jujur pada Anak Sejak Dini

Verified Writer

afifah hanim

Follow me on instagram: @afifahhanim_lm

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya