5 Efek Buruk ketika Dewasa jika Anak Dibesarkan Secara Otoriter
Pribadinya terbentuk menjadi sosok yang keras
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak metode parenting yang diterapkan para orangtua untuk anaknya, namun di antara semuanya ada satu yang konon paling besar efek buruknya terhadap anak yaitu metode parenting otoriter. Dimana anak dibesarkan dengan didikan yang tegas dan keras dengan tuntutan bahwa anak harus selalu menurut dan patuh.
Mungkin tidak terlihat dampak buruknya saat masih kecil, tapi setelah tumbuh dewasa barulah kelihatan efek jangka panjang dari parenting yang otoriter. Anak cenderung tumbuh menjadi sosok yang keras karena kurangnya kasih sayang, mental yang terganggu akibat tekanan yang terus ditahan, hingga kehampaan anak dalam menjalani hidupnya. Lebih jelasnya bisa simak pembahasan berikut ini.
1. Sepanjang hidupnya hampa dan terasa tak berarti
Efek buruk yang pertama pada anak jika dibesarkan dengan cara otoriter ialah sepanjang hidupnya terasa hampa dan kosong. Kenapa? Tentu saja karena metode otoriter yang mengatur hidup anak sepenuhnya sehingga anak tidak bisa menjalani hidupnya dengan bebas.
Diatur dan mengikuti perintah orangtua atas jalan hidupnya tentu wajar jika akhirnya anak pun merasa hampa atas hidupnya sendiri. Tidak bersemangat dan punya gairah terhadap hal-hal yang ia jalani dalam hidup karena semua itu bukanlah yang ia inginkan.
Baca Juga: 5 Tanda Pola Didik yang Otoriter Terhadap Anak, Banyak Dampak Buruk!
Baca Juga: 5 Sebab Sikap Otoriter Hanya Akan Merugikanmu, Gak Usah Ditiru
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.