TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Ajarkan Pekerjaan Rumah pada Anak, Mulai Sejak Dini!

Gak perlu paksaan yang terlalu memberatkan

Ilustrasi Ibu memasak dengan anak (pexels.com/Kampus Production)

Kemauan anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Sering kali, ketika diberikan tugas untuk menata kamar tidur, mencuci piring, atau membereskan mainannya, anak-anak cenderung memberikan alasan dan menunda-nunda kewajiban yang harus dikerjakannya.

Dikutip Fatherly, keterampilan yang dipelajari anak-anak sejak dini akan bertahan hingga mereka dewasa. Pekerjaan rumah mengajarkan keterampilan anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dilansir American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, dikatakan bahwa mengajarkan pekerjaan rumah dapat dimulai sejak anak berusia 3 tahun. Dengan mengajarkan sedini mungkin, anak dapat terlatih untuk memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi.

Terdapat beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan untuk membuat anak mau melakukan tugas mereka. Simak dan catat langkah-langkahnya, ya!

1. Tetapkan batas waktu untuk melakukan pekerjaan rumah

Ilustrasi anak melakukan pekerjaan rumah (pexels.com/Vanessa Loring)

Menetapkan batasan waktu adalah cara yang baik untuk membuat anak mematuhi tugas yang diberikan. Misalnya, anak diberikan waktu dalam 20 menit bahwa semua piring harus sudah selesai dicuci. Berikan peringatan dan konsekuensi apabila anak melanggar batasan waktu yang telah dibuat.

Apabila melanggar waktu, anak dapat diberikan hukuman atau peringatan seperti jam bermain gadget yang dikurangi atau jam wajib tidur yang lebih awal dari biasanya. Dengan memberikan batasan waktu, diharapkan anak akan segera bergegas melakukan pekerjaan rumah tanpa menunda-nundanya.

2. Berikan bonus berupa reward pada anak

Ilustrasi anak mencuci piring (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak terkadang lebih termotivasi melakukan sesuatu ketika mereka akan mendapatkan reward sebagai balasannya. Reward yang dapat diberikan pun beragam, mulai dari barang keinginannya, waktu bermain yang lebih lama, atau hal simpel lainnya.

"Jadikan reward sebagai suatu bentuk alat untuk membangun motivasi pada anak," kata ahli psikologi anak Dr. Mudd, dilansir Cleveland Clinic.

Misalnya, ketika anak disuruh melakukan suatu tugas tapi malah menundanya, mereka akan kehilangan waktu bermain atau uang saku yang biasa diterima. Cara ini secara tidak langsung akan memaksa anak untuk segera mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Baca Juga: 5 Tips Menghentikan Kebiasaan Ngompol Anak, Hindari Marahi Anak!

3. Buatlah struktur atau jadwal terhadap setiap pekerjaan rumah yang harus dilakukan anak

Ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/Monstera)

Membuat struktur dan jadwal dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah adalah cara efektif yang dapat dilakukan oleh orangtua. Sebagai orangtua, kamu harus bisa menentukan waktu kapan tugas harus dikerjakan dan diselesaikan.

Malam hari biasanya merupakan waktu untuk mengerjakan tugas sekolah anak, sehingga menjadikan malam hari sebagai waktu khusus bagi anak untuk belajar adalah pilihan tepat. Berikan pekerjaan rumah lain yang simpel agar tidak mengganggu waktu belajarnya, seperti membereskan kamar atau menata buku.

Ciptakan kebiasaan ini sejak anak masih kecil supaya mereka akan terus terbiasa dalam menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya. Dengan begitu, saat dewasa nanti mereka akan jadi orang yang disiplin.

4. Jangan gunakan pekerjaan rumah sebagai hukuman bagi anak

Ilustrasi anak sedang merapikan mainan (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Jika anak melakukan kesalahan atau tidak mematuhi nasihat, jangan beri mereka konsekuensi untuk melakukan pekerjaan rumah. Sebagai orangtua, kamu harus belajar bahwa tugas adalah tanggung jawab yang harus dilakukan apa pun yang terjadi.

Memberikan hukuman untuk melakukan pekerjaan rumah biasanya justru menambah rasa malas pada anak. Sejak kecil, mulai ajarkan pekerjaan rumah yang sederhana, misalnya menata mainan atau buku. Dengan begitu, kamu tidak perlu menjadikan pekerjaan rumah sebagai ancaman atau hukuman bagi anak.

Baca Juga: 5 Penyebab Anak Dapat Terjerat Pergaulan Bebas, Perhatikan!

Verified Writer

Fatika Shinta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya