TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stres Bisa Terjadi pada Bayi dan Anak, Orang Tua Kenali 8 Tanda ini

Bukan hukuman, beri lebih banyak perhatian

ilustrasi bayi sedang tidak nyaman (pexels.com/Rodnae Productions)

Banyak faktor yang menjadikan bayi hingga anak-anak juga bisa mengalami stres. Pertumbuhan yang cepat, kepekaan yang relatif lebih tinggi dan juga perubahan keadaan yang mereka rasakan kemungkinan menjadi sebab lahirnya stres pada bayi dan juga anak.

Meskipun pada beberapa keadaan stres dapat hilang secara alami, tetapi tidak semua bayi dan anak dapat mengatasi apa yang sedang mereka rasakan. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengenali ciri buah hatinya yang kemungkinan sedang mengalami stres. Dilansir dari laman parenting firstcry dan scholastic, berikut sembilan tanda stres yang bisa dialami buah hatimu.

1. Bayi menghindari kontak mata

ilustrasi bayi akan menangis (pexels.com/Willian Fortunato)

Jika bayi atau anak kamu mengindari kontak mata, maka itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang tidak tertarik atau sedang merasa tidak nyaman. Pada bayi yang menghindari kontak mata seringkali diikuti dengan gerakan gelisah tubuh yang mengiginkan perubahan posisi sebagai isyarat tak nyaman.

Pada kondisi tersebut mungkin anda bisa mengubah posisi atau sedikit menjauhkan jarak diri dengan bayi. Terkadang terlalu dekat dan terlalu fokus pada bayi juga bisa menyebabkan sesak dan memicu stres.

2. Tangisan lebih keras dan berlebihan

ilustrasi bayi menangis keras (pexels.com/Rodane Productions)

Saat tak nyaman dengan lingkungannya, bayi cenderung memunculkan banyak gerakan tanda gelisah hingga menangis kencang dan berlebihan dari biasanya. Kondisi dapat dipicu dari ruangan yang terlalu terang, gelap, suara gaduh atau orang-orang baru yang tak ia kenali.

Jika kamu menyadari keadaan ini, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya. Kamu dapat menghiburnya dengan mainan yang ia sukai atau memutar musik yang menyenangkan atau yang dapat membuatnya tenang.

Baca Juga: 7 Ragam Nutrisi Buah Naga untuk Menyehatkan Buah Hati 

3. Tangan terulur dan tangan diatas dahi

ilustrasi bayi ingin diberi perhatian (pexels.com/Anna Shvets)

Dua keadaan ini tidak selalu menjadi sinyal baik, nampak ingin dipeluk, terkadang mengulurkan tangan adalah tanda bayi sedang membutuh bantuan dan perhatian. Tangan yang diletakkan diatas dahi juga bisa menunjukkan bahwa bayi sedang gelisah dan stres.

Perhatikan jika bayi sering melengkungkan punggungnya, kondisi ini bisa menjadi isyarat bahwa perutnya sedang tidak baik-baik saja. Segera cari tahu apa yang membuat tak tenang dan berikan perhatian jika dia berulang kali melakukan gerakan ini.

4. Penurunan nafsu makan

ilustrasi bati tidak mau makan (pexels.com/Sarah Chai)

Baik pada bayi atau anak-anak yang sedang dalam kondisi tak nyaman, stres, gelisah akan mengalami perubahan nafsu makan. Bayi akan rewel dan menolak makanan yang disuapkan saat stres atau kondisi badannya sedang tak enak. Kamu dapat mengalihkan perhatiannya dengan menyuapinya makan sambil jalan-jalan atau bermain mainan kesukaannya. Sedang pada anak, penurunan nafsu makan dipicu oleh kegelisahan dan tekanan yang belum bisa ia atasi.

5. Tidur yang tidak menentu dan mimpi buruk

ilustrasi anak susah tidur (pexels.com/Mart Production)

Saat stres buah hatimu akan tidur dengan waktu yang tidak menentu dan beruba-ubah. Alih-alih mudah untuk membuatnya tertidur, bayi seringkali banyak menangis jika akan ditidurkan. Hal ini dapat dipicu stres atau kondisi tak nyaman yang ia rasakan.

Sedangkan pada anak, susah tidur dipicu oleh tekanan, rasa gelisah dan khawatir yang sedang ia rasakan. Hal ini membuat anak menjadi susah untuk cepat tertidur bahkan dapat memicu terjadi mimpi buruk saat mereka sudah terlelap. Anak dapat mengompol akibat tidak merasakan isyarat untuk buang air kecil saat sedang stres atau terlalu khawatir dan gelisah.

6. Sulit konsentrasi

ilustrasi anak sulit konsentrasi (pexels.com/Mart Production)

Banyaknya perubahan aktivitas di masa anak-anak seperti banyak kegiatan di sekolah, banyaknya tugas sekolah, usaha untuk menyesuaikan diri di sekolah dan kondisi pemicu lainnya dapat menyebabkan stres pada anak jika mereka tidak diperhatikan atau dibimbing dengan benar.

Jika kondisi ini terjadi peran guru dan orang tua tentu sangat diperlukan. Mendampingi mereka belajar, mengatur waktu belajar dan bermain dapat membantu mereka mengetahui prioritas mana yang perlu diperhatikan.

7. Menjadi agresif

ilustrasi anak sedang diperingati orang tua (pexels.com/August De Richelieu)

Pada saat stres karena suatu tekanan yang membuatnya gelisah dan khawatir, kemungkinan anak jadi sukar mengendalikan emosi mereka. Pada beberapa keadaan yang menurut mereka tak nyaman, memojokkannya atau dinilai tak menguntungkannya, anak dapat memunculkan respon agresif seperti menggigit, memukul bahkan menendang.

Pada saat seperti ini memarahi atau bahkan memukul anak bukan menjadi solusi yang baik. Sebaiknya anak diajak bicara perlahan dan lembut, memicu pembicaraan yang bermakna bahkan memicu untuk mengeluarkan keluh kesah atas ketidaknyamanan mereka.

Baca Juga: Mengenal Pembelajaran Sosial Emosional, Penting untuk Anak-anak

Verified Writer

Diah Amelia

lets try and try again!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya