Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pada saat-saat tertentu, orangtua mungkin menghadapi masalah ketika anak-anaknya tidak menurut saat dinasihati. Marah adalah reaksi yang alami dan sering ditunjukkan orangtua pada anak yang tiba-tiba bersikap menyebalkan.
Namun, tahukah kamu bahwa mengelola emosi dengan bijak justru sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan anak-anak dan membangun lingkungan keluarga yang positif. Simak, yuk, lima tips efektif untuk mengurangi kebiasaan marah-marah saat anak tidak menurut berikut ini.
1. Berlatih untuk sabar
ilustrasi seorang ibu yang bersedih (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA) Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi anak yang tidak menurut. Cobalah untuk ingat dan sadar bahwa anak masih sedang belajar dan berkembang dan dia mungkin belum paham sepenuhnya aturan atau perintah yang kamu berikan.
Terus berlatih agar tetap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi tersebut. Ingat juga bahwa reaksi marah hanya akan membuat situasi jadi lebih sulit diatasi. Betul, kan?
2. Komunikasi yang efektif
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Pavel Danilyuk) Komunikasi yang efektif adalah hal penting dalam mengurangi kebiasaan marah-marah saat anak tidak menurut. Coba, deh, berbicara dengan anak secara tenang tanpa menunjukkan kemarahan atau sikap frustrasi.
Jelaskan kenapa kamu memberikan perintah atau aturan tertentu, dan ajak anak untuk berdiskusi soal hal tersebut. Dengan begitu, itu akan membantu anak memahami pentingnya patuh pada aturan dan keputusan yang kamu buat.
Baca Juga: Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan Anak
3. Tetap konsisten dengan aturan dan konsekuensi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi orang tua dan anak-anak (pexels.com/Vlada Karpovich) Konsistensi dalam menerapkan aturan dan konsekuensi adalah cara ampuh untuk mengurangi kebiasaan marah-marah saat anak tidak menurut. Pastikan kamu dan pasangan memiliki aturan yang jelas dan konsekuensi yang konsisten jika anak melanggar aturan.
Dengan demikian, saat anak tidak menurut, kalian bisa menegakkan aturan dan konsekuensi tersebut tanpa melanggar prinsip yang sudah ditetapkan sebelumnya. Lewat cara ini, anak akan belajar bahwa ada konsekuensi dari perilaku tidak patuh, dan dia akan cenderung untuk mematuhi aturan ke depannya.
4. Beri contoh positif
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Timur Weber) Sebagai orangtua, kamu dan pasangan adalah contoh utama bagi anak. Jadi, berusahalah untuk memberikan contoh positif dalam menghadapi situasi saat anak tidak menurut.
Hindari reaksi yang impulsif atau agresif dan tunjukkan kepada anak bahwa kalian bisa mengelola emosi dengan tenang dan bijaksana. Saat orangtua memberi contoh positif, anak akan belajar untuk mengontrol emosinya sendiri dan meniru hal-hal baik dari kalian.