TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Cara Menghadapi Perilaku Agresif Anak Usia Prasekolah, Sabar!

Tetap tenang dalam mengatasi perilaku agresifnya

ilustrasi tingkah laku anak agresif (freepik.com/Drazen Zigic)

Perilaku agresif sering terjadi pada anak usia prasekolah. Kamu mungkin pernah melihat anak kamu memukul, mendorong, atau bahkan mengigit saat ia bermain dengan adik, kakak, atau teman-temannya.

Menurut Patricia Mikell, seorang asisten direktur Pusat Kesehatan Mental Graham Windham Manhattan dan terapis anak di New York City, dikutip Parents, tindakan agresif merupakan bagian normal dari perkembangan sebagian besar anak kecil. Mereka baru belajar tentang keterampilan sosial, pengendalian impuls, pengaturan emosi, dan bahasa.

“Pada fase ini, balita juga sedang menunjukkan kemandiriannya, dan beberapa di antara mereka mengekspresikan keinginannya dengan cara memukul orang lain,” imbuhnya.

Meskipun perilaku agresif merupakan tahap normal yang dialami anak usia prasekolah ketika mempelajari keterampilan sosial dan mengontrol emosi. Namun, tindakan agresif juga perlu diwaspadai dan diatasi. Inilah enam cara menghadapi perilaku agresif pada anak usia prasekolah.

1. Hadapi sikap agresif anak dengan tenang

ilustrasi tingkah laku anak agresif (freepik.com/freepik)

Dikutip Clevelandclinic, seorang psikolog anak, Emily Mudd, PhD, mengatakan bahwa menghadapi sikap agresif anak harus dilakukan dengan tenang, sembari memberikan contoh regulasi emosi kepadanya. Hindari juga menggunakan ancaman untuk mengendalikan perilakunya.

Sebab, dikutip Parents, penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang bisa menimbulkan rasa takut, seperti mengancam dengan konsekuensi. Baik itu mengambil mainan atau pergi menyendiri, dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan masalah kesehatan mental lain bagi masa depan anak.  

“Ketika seorang anak mengekspresikan banyak emosi dan orangtua turut merespons dengan lebih banyak emosi. Hal ini dapat memperburuk tindakan agresi anak,” ujar Dr. Mudd.

2. Jauhkan anak dari situasi konflik

ilustrasi anak-anak berebut mainan (pexels.com/Vika Glitter)

Ketika kamu melihat anak kamu melakukan tindakan agresif saat bermain dengan teman-temannya, maka hal yang perlu kamu lakukan adalah memisahkan mereka dan menjauhkan anak kamu dari situasi konflik. Bawa anak ke area yang lebih sepi untuk membuatnya tenang. Ketika anak sudah merasa tenang, kamu bisa bertanya secara perlahan tentang alasan mengapa anak kamu memukul, mendorong, atau mencubit temannya.

Setelah itu, beritahu si kecil bahwa memukul atau mencubit tidak diperbolehkan. Sebab, dengan merespons seperti ini dapat mengirimkan pesan kepada anak bahwa ketika mereka melakukan tindakan agresif, orangtua akan memisahkan mereka dari mainan, temannya, atau aktivitas yang mungkin membuat mereka merasa senang sebelum tindakan agresif itu dilakukan.

3. Jangan mudah luluh pada sikap agresif anak

ilustrasi anak merengek minta sesuatu (freepik.com/DCStudio)

Dr. Mudd menyarankan, ketika anak bertindak agresif, salah satu cara untuk mengatasinya adalah jangan mudah luluh. Karena kebanyakan orangtua merasa frustasi dengan perilaku agresif anak, sehingga mereka terpaksa menuruti keinginan anak demi menghentikan sikap agresinya. Padahal, orangtua wajib menyadari bahwa melakukan itu, justru akan membuat anak belajar kalau perilaku buruk dapat memberikan apa yang mereka inginkan.

“Misalnya, jika anak kamu mengamuk di toko kelontong karena menginginkan sereal tertentu, jangan menyerah dan membelikannya. Sebab, tindakan orangtua yang seperti itu, dapat memperkuat perilaku yang tidak pantas,” jelas Dr. Mudd.

Baca Juga: 8 Tips Mendampingi Proses Belajar Anak agar Hasilnya Maksimal

4. Beri contoh cara meminta maaf

ilustrasi ibu menasihati anaknya (pexels.com/Barbara Olsen)

Memberi contoh meminta maaf juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi perilaku agresif pada anak usia prasekolah. Misalnya, saat anak kamu memukul atau mendorong temannya, maka alihkan perhatianmu kepada korban. Perhatikan, apakah anak yang dipukul atau didorong tersebut baik-baik saja dan pastikan anak kamu mendengar saat kamu meminta maaf untuknya kepada anak tersebut.

Seperti diketahui bahwa anak-anak meniru perilaku orangtuanya. Mereka akan melihat kalau kamu tidak menyukai tindakan agresif yang dilakukan oleh anakmu dan seiring berjalannya waktu, mereka dapat mengerti bahwa perilaku agresif bukanlah hal baik dan anak-anak dapat belajar bagaimana cara bersikap empati kepada orang lain.

5. Jangan menoleransi sikap agresif anak

ilustrasi anak ngambek (unsplash.com/Mick Haupt)

Walaupun ini merupakan bagian dari tumbuh kembangnya. Tapi tetap saja, sebagai orangtua tidak boleh memaklumi perilaku agresif anak. Hindari melindungi anak dengan berdalih seperti, 'Biarkan saja, namanya juga anak-anak,' karena bagaimanapun juga mendidik anak agar menjadi pribadi yang baik sangatlah penting demi mencegah perilaku buruk yang dilakukan oleh anak akan terbawa sampai dewasa.

Di samping itu, dikutip Parents, penelitian menunjukkan bahwa orangtua harus memastikan anak mereka dapat memahami peraturan dan alasan di baliknya. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan kepada anak, seperti ‘Kita tidak boleh memukul orang lain karena itu dapat menyakiti orang tersebut.’

Verified Writer

Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya