TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyebab KDRT pada Perempuan, Salah Satunya karena Perselingkuhan

Bukan karena perempuan lemah, tapi begini penyebabnya

Sindrom Othello bisa picu kekerasan dalam rumah tangga (pexels.com/Alex Green)

Fenomena Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) kian santer terdengar akibat beberapa artis juga mengalami hal yang serupa. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dapat mengakibatkan dampak fisik dan psikis, serta mengakibatkan trauma pada anak. 

Inilah beberapa faktor penyebab kasus KDRT yang banyak dialami oleh perempuan. Hal ini penting untuk dipahami agar bisa membantu kamu menghindarinya. 

1. Budaya patriarki yang membuat laki-laki lebih dominan dalam keluarga, dapat menyebabkan KDRT

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Afif Kusuma)

Penyebab pertama kasus KDRT adalah faktor kultural. Dilansir Very Well Mind, perempuan kerap jadi korban kekerasan karena kuatnya peran laki-laki sehingga setiap tindakan perempuan yang dianggap sebagai bentuk tidak menghormati keluarga, dapat ditanggapi dengan penghakiman dan pelecehan. 

Hal ini karena kerap dikaitkan dengan konsep seksualitas perempuan yang berhubungan dengan kehormatan keluarga. Anggapan ini mungkin masih dialami oleh beberapa keluarga dengan dominasi peran yang kuat di salah satu pihak.

Baca Juga: Berani Seperti Lesti, 7 Alasan Perempuan Harus Lapor saat Terjadi KDRT

2. Ketimpangan gaji atau pendapatan dapat menjadi penyebab kekerasan dalam rumah tangga

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Faktor ekonomi yang lemah atau tidak seimbang antarpasangan dalam rumah tangga, bisa jadi penyebab kekerasan dalam rumah tangga. Perempuan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah, berisiko lebih tinggi untuk mengalami kekerasan fisik atau seksual. Hal tersebut dijelaskan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia dalam kemenpppa.go.id.

Hal ini muncul karena adanya perasaan lebih berkuasa oleh salah satu pihak dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Selain itu, dilansir sumber yang sama, perempuan dengan suami menganggur lebih berisiko mengalami KDRT daripada perempuan dengan suami bekerja. 

3. Perselingkuhan dapat menjadi salah satu faktor pemicu kekerasan dalam rumah tangga

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Perilaku tidak setia yang dilakukan pasangan, bisa memicu kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini tidak terbatas hanya pada laki-laki atau perempuan saja, namun apabila salah satu pihak melakukan perselingkuhan, besar kemungkinan muncul kekerasan dalam rumah tangga.

Perselingkuhan bisa jadi pemantik kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini dijelaskan oleh KPPPA. Suami atau istri yang berselingkuh lebih beresiko mengalami kekerasan fisik maupun seksual daripada mereka yang tidak memiliki pasangan lain di luar pernikahan. 

4. Individu yang pernah mengalami KDRT, memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan hal tersebut ketika dewasa

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Sanjana Gupta, penulis dalam Very Well Mind, menyebutkan salah satu penyebab KDRT adalah faktor lingkungan. Sanjana menjelaskan, orang yang tumbuh, menyaksikan, atau pernah mengalami kekerasan lebih memungkinkan untuk melakukan KDRT ketika dewasa. 

Siklus seperti ini disebut dengan siklus pelecehan antargenerasi. Menurut KPPPA, perempuan yang tinggal di perkotaan juga lebih rawan mengalami kekerasan fisik daripada mereka yang tinggal di pedesaan.

Baca Juga: Perhatikan 5 Hal ini Sebelum Nikah untuk Hindari KDRT

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya