Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pengalaman masa kecil bukan perkara sepele. Ia bisa memengaruhi karakter seseorang hingga dewasa nanti. Jika pengalamannya sangat buruk dan lekat dengan kekerasan hingga mengancam jiwa dan menyakitkan, ia akan dikategorikan sebagai trauma masa kecil.
Sudah banyak buku non fiksi yang khusus membahasnya. Namun, untuk kamu yang ingin mencoba memahaminya lewat kacamata alternatif, beberapa buku fiksi alias rekomendasi novel tentang trauma masa kecil berikut bisa jadi opsi bacaanmu.
1. The Perfect World of Miwako Sumida
novel The Perfect World of Miwako Sumida (instagram.com/sabby.reads) Buku karya penulis Singapura, Clarissa Goenawan menuai banyak pujian dari para pembaca. Latarnya berkutat pasca Miwako mengakhiri hidupnya. Hal ini meninggalkan tanda tanya besar di hati ketiga orang terdekatnya.
Plot disusun lewat tiga sudut pandang berbeda untuk menguak sosok Miwako. Ketimbang memecahkan masalah dan misteri, sebenarnya buku ini berisi eksplorasi psikologis Miwako dan ketiga tokoh lainnya. Menyentuh dan menyinggung isu bullying serta trauma masa kecil, ini karya yang kompleks dan menghipnotis. Sudah terbit pula dalam versi bahasa Indonesia.
2. Every Bone a Prayer
novel Every Bone a Prayer (instagram.com/literarydesiree) Misty adalah gadis kecil berusia 10 tahun yang ceria dan merasa nyaman sendirian di tengah hamparan alam. Ia bisa berbicara dengan pepohonan dan binatang dan mendengarkan keluh kesah mereka. Namun, ada yang mengganjal dengan perilakunya saat berada di dekat manusia lain, bahkan keluarganya sendiri.
Buku ini sebenarnya berisi simbolisasi trauma yang melekat pada seorang korban pelecehan seksual. Bagaimana si korban memilih untuk melupakan hal pahit yang melukainya seakan itu tak pernah terjadi. Ashley Blooms sendiri adalah penyitas pelecehan seksual, membuat penggambaran emosi Misty benar-benar realistis.
3. The Extraordinary Life of Sam Hell
novel The Extraordinary Life of Sam Hell (instagram.com/virginias_readinglife) Sam Hill lahir dengan kondisi albinisme okular yang membuat iris matanya berwarna merah. Dengan penampilan fisiknya yang mencolok, ia menjadi korban perundungan dan diskriminasi. Meski ia dihujani kasih dan cinta dari kedua orang tuanya, serta menemukan beberapa teman yang akhirnya menjadi sahabatnya, pengalaman masa kecilnya yang pahit tetap membekas hingga dewasa.
Ditulis dalam dua latar yang saling berselang-seling, masa lalu dan masa kini, buku ini mengajak kita menyelami bagaimana pengalaman masa kecil bisa membentuk karakter seseorang di masa dewasa.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Buku Keigo Higashino, Jagoan Novel Misteri
4. Girl in Pieces
novel Girl in Pieces (instagram.com/slkbookclub) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Charlie masih belia, tetapi sudah merasakan banyak kehilangan dan kesulitan yang bertubi-tubi dalam hidupnya. Tak hanya dari orang tuanya, tetapi juga teman dan bahkan orang yang tak ia kenal.
Saking gelapnya, buku ini diberi label peringatan karena mengandung beberapa adegan menyakiti diri sendiri. Namun, sebenarnya penulis justru tak fokus pada episode depresi sang lakon. Lewat perjalanan Charlie, kita bahkan seakan ikut dalam sesi terapi dengan psikolog yang mengajarkan sang lakon untuk bisa mengatasi pikiran-pikiran negatif.
5. The Swimmers
novel The Swimmers (instagram.com/kellysreadingagain) The Swimmers berkisah Alice, perempuan lanjut usia yang didiagnosa mengalami demensia. Ketika ia sendirian, pikirannya sering kembali ke masa kecilnya di mana ia menghabiskannya di sebuah kamp khusus yang didirikan pemerintah AS untuk warga keturunan Jepang di teritorinya selama Perang Dunia II.
Menariknya, kisah Alice diceritakan lewat sang putri yang berperan sebagai narator di novel ini. Julie Otsuka sendiri penulis berkewarganegaraan AS keturunan Jepang. Ini novel ketiganya yang terinspirasi dari pengalaman para keturunan Jepang di Amerika.
6. Everything My Mother Taught Me
novel Everything My Mother Taught Me (instagram.com/natalia.withabook) Everything My Mother Taught Me lebih tepatnya adalah sebuah cerpen. Tebalnya hanya 26 halaman dan berkisah tentang sosok Adeline. Sepeninggal ayahnya, Adeline harus tinggal bersama sang ibu yang pernah meninggalkannya di masa kecil.
Pengalaman traumatis dan wanti-wanti ibunya masih membekas di benak sang gadis muda. Ia menjadi sosok yang diam seribu bahasa. Sampai suatu hari, Adeline menjadi saksi kunci untuk sebuah kejadian tragis di tempat ibunya bekerja. Akankah ia menemukan suaranya?
Baca Juga: 7 Novel tentang Pahit Manisnya Cinta Pertama, Nyeri tapi Indah