TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Orangtua yang Merusak Rasa Percaya Diri Anak, Sadari!

Harus segera diperbaiki

ilustrasi ayah sedang mengajari anak (pexels.com/Keira Burton)

Setiap orangtua tentunya berharap agar anak mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi memang penting karena akan membuat anak tidak mudah terserang kecemasan dan mampu mempertahankan hubungan sosial yang lebih sehat.

Sayangnya, terkadang orangtua membuat kesalahan yang tanpa disadari justru mengikis kepercayaan diri anak-anak mereka. Tentunya kamu tidak ingin menjadi penyebab rasa rendah diri yang dimiliki anak-anak.

Untuk itu, pastikan kamu menghindari kesalahan berikut ini yang dapat merusak kepercayaan diri anak-anak yang dirangkum dari laman Las Vegas Review-Journal dan CNBC. Keep reading!

1. Hanya memuji anak saat berhasil mencapai sesuatu dan melupakan proses yang telah dilakukan anak

ilustrasi ayah dan anak sedang berbicara (pexels.com/Anete Lusina)

Anak yang sukses memang akan membuat orangtua merasa bangga. Karenanya, banyak orangtua yang memuji anak jika mereka mencapai apa yang orangtua inginkan, namun lupa mendorong mereka jika mereka tidak berhasil.

Jangan menjadi orangtua yang hanya berorientasi pada tujuan daripada berorientasi pada anak itu sendiri. Fokus pada keberhasilan anak akan membuat mereka merasa kurang percaya diri.

Justru, ini akan menciptakan sebuah lingkaran setan yang membuat anak-anak haus akan pujian. Bahkan, ini mungkin membuat anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang terus membutuhkan orang lain untuk mendampingi dan memberi tahu apakah yang mereka lakukan baik-baik saja.

Tentunya ini bukanlah hal yang baik. Sebab, nantinya, apa yang anak lakukan adalah bertujuan untuk mencari pengakuan orangtua dan orang lain daripada membangun kepercayaan diri.

Baca Juga: 5 Tanda Sudah Saatnya Bagi Orangtua Membiarkan Anaknya Hidup Mandiri

2. Membuat anak merasa tidak berdaya

ilustrasi ayah sedang menasihati anak (pexels.com/August de Richelieu)

Terkadang, beberapa orangtua akan mengatakan hal-hal seperti "kamu tidak bisa membeli mainan seperti anak-anak lain karena kita berasal dari keluarga miskin" dengan harapan anak mengerti keadaan dan berhenti merengek meminta ini dan itu. Sayangnya, kalimat tersebut menegaskan kepada anak bahwa keadaan hidup berada di luar kendali mereka.

Daripada membiarkan anak-anak membesar-besarkan kemalangan mereka dan menjadi orang yang pasrah, dorong mereka untuk mengambil tindakan positif, seperti menabung untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan atau butuhkan.

Anak-anak yang paham bahwa mereka memiliki pilihan dalam hidup akan merasa lebih percaya diri bahwa mereka mampu membuat masa depan yang lebih baik sehingga mereka akan terus semangat berusaha.

3. Tidak ingin anak melakukan kesalahan atau kegagalan

ilustrasi ibu mengajari anak menggambar (pexels.com/cottonbro)

Orangtua yang tidak bijaksana juga bisa menghancurkan kepercayaan diri anaknya dengan mencegahnya mencoba pengalaman baru. Ini bisa jadi dengan alasan untuk melindungi anak, tidak yakin anak akan berhasil, atau takut anak akan melakukan kesalahan.

Padahal, kepercayaan diri anak tidak akan bisa tumbuh jika orangtua tidak mendorong anak untuk terus mencoba dan menerima setiap kegagalan. Orangtua juga makin melemahkan mental akan apabila ia bereaksi berlebihan terhadap kesalahan anaknya.

4. Menerapkan pola asuh helikopter

ilustrasi ayah sedang mengasuh anak (pexels.com/Keira Burton)

Seperti helikopter yang selalu ada di atas dan siap kapanpun menukik ke bawah untuk menjemput penumpang, orangtua bisa menjadi penyelamat yang andal. Namun, melindungi anak-anak secara berlebihan dari pengalaman hidup hanya akan membuat anak merasakan bahwa mereka tidak dapat menangani apa yang dialami.

Sayangnya, pola asuh seperti ini justru membuat anak merasa selalu membutuhkan orangtua dan kurang mampu mempercayai dirinya sendiri. Pola asuh seperti ini juga akan membuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar bertanggung jawab.

Misalnya, dengan terus menyelesaikan tugas sekolah anaknya agar sang anak selalu mendapatkan nilai terbaik. Bentuk kasih sayang yang seperti ini akan membuat anak tidak percaya dengan kemampuannya sendiri.

Baca Juga: 5 Tips bagi Orangtua untuk Bantu Anak Mengeksplorasi Bakat, Penting!

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya