Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat masih bayi hingga usia anak-anak, setiap anak biasanya sangat dekat dengan orangtua. Bahkan orangtua menjadi tempat mengadu pertama kali saat anak mendapatkan masalah.
Sayangnya, ketika beranjak remaja, sikap anak akan berubah drastis. Anak remaja menjadi cenderung tertutup dan enggan bercerita pada orangtua.
Kalau kamu juga merasa seperti ini waktu remaja, kamu tidak sendirian. Tak sedikit remaja yang merasa kurang nyaman jika menceritakan masalahnya pada orangtua, yang bisa jadi penyebabnya adalah hal-hal di bawah ini.
1. Tak ingin membebani orangtua
unsplash.com/Jonatas Domingos Saat beranjak remaja, anak bisa jadi sangat intuitif terhadap orangtuanya, bahkan walaupun anak tampak cuek, mereka sebenarnya masih memperhatikan orangtuanya.
Oleh karena itu, mereka tidak ingin menambah beban apa pun pada orangtua dengan menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Sehingga, anak remaja cenderung memilih diam dan menyimpan masalah tersebut serta menyelesaikannya dengan caranya sendiri.
2. Orangtua punya kebiasaan menuduh anak secara keliru
unsplash.com/Priscilla Du Preez Pada umumnya, anak remaja akan menjadi defensif ketika orangtua menuduh anak secara keliru. Untuk itu, sikap diamnya anak pada orangtua kadang menjadi bentuk kekecewaan anak pada orangtua, terlebih saat orangtua tidak mempercayai apa yang dikatakan anak. Terkadang juga anak memilih diam karena tidak ingin berlaku tidak sopan saat harus berdebat dengan orangtua untuk menjelaskan suatu perkara.
Baca Juga: Stop, Ini 5 Sikap Orangtua yang Bikin Anak jadi Gak Percaya Diri
3. Orangtua pernah menceritakan rahasia anak pada orang lain
Unsplash.com/Kinga Cichewicz Satu hal besar yang diinginkan oleh setiap remaja adalah privasinya terjaga. Untuk itu, mereka hanya akan menceritakan masalahnya pada orang yang benar-benar dapat dipercaya.
Tapi kadang-kadang orangtua tanpa sadar justru merusak kepercayaan anak dengan menceritakan masalahnya pada orang lain. Hal ini bisa langsung membuat anak merasa kepercayaannya dikhianati dan sangat kecewa. Akhirnya, bukan tidak mungkin anak remaja jadi trauma untuk bercerita pada orangtuanya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Lingkungan rumah yang rentan perselisihan
Perselisihan antara orangtua di dalam rumah turut menyebabkan remaja kurang nyaman bercerita pada orangtua. Lalu ketika anak mendapatkan masalah di luar rumah, anak akan merasa dirinya sedang terjebak dalam masalah-masalah.
Alih-alih bercerita pada orang tua, anak remaja pasti akan memilih keluar rumah dan menemui teman atau saudaranya. Sebab, remaja menilai orangtua tidak bisa menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, bahkan menganggap rumah sebagai salah satu sumber masalahnya.
5. Takut orangtua akan marah
Unsplash.com/Hian Oliveira Kadang-kadang anak remaja suka melanggar peraturan yang telah disepakati di dalam rumah. Anak remaja sebenarnya tahu perilaku seperti apa yang tidak akan ditoleransi oleh orangtua, tetapi mereka tetap melakukannya.
Karena tidak ingin orangtua menjadi marah, bahkan menambah pikiran anak, maka anak memilih untuk menyimpan masalah yang ia buat sendiri.
Baca Juga: 5 Hal yang Membuat Hubungan Orangtua dan Anak Tidak Akur