5 Bentuk Trauma Anak Apabila Melihat Orangtua Sering Berantem
Bertengkar di depan sang anak bisa menimbulkan trauma berat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meskipun konflik dalam hubungan adalah hal yang alami, cara kita mengatasi konflik tersebut di depan anak sangat penting. Jika pertengkaran tidak dapat dihindari, penting bagi orangtua untuk menjelaskan situasinya kepada anak setelahnya dan menekankan bahwa apa yang terjadi bukan salah anak.
Hubungan setiap pasangan tentu memiliki dinamikanya sendiri, termasuk pertengkaran. Namun, saat memiliki anak, penting bagi orangtua untuk memahami dampak dari orangtua berantem di depan anak. Berikut lima alasan mengapa bertengkar tidak boleh dilakukan di depan anak kamu.
Baca Juga: 6 Alasan Mengelola Trauma Adalah Kunci Menuju Hidup Lebih Bahagia
1. Mengganggu keseimbangan emosional anak
Anak-anak sangat peka terhadap suasana hati dan emosi orang di sekitar mereka, terutama orangtua mereka. Menyaksikan pertengkaran dapat menimbulkan rasa takut, kecemasan, dan stres pada anak. Beban emosional ini dapat mengganggu perkembangan emosional anak dan bahkan bisa menimbulkan trauma jangka panjang.
Anak-anak memiliki sensitivitas tinggi terhadap emosi orang di sekitar mereka. Menyaksikan pertengkaran dapat memicu perasaan ketidakamanan, kebingungan, atau kecemasan. Jika terjadi berulang-ulang, ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka dan mempengaruhi perkembangan psikologis mereka di masa depan.
Baca Juga: 5 Kesalahan Orangtua saat Menegur Anak, Bisa Bikin Trauma!
Baca Juga: 5 Trauma yang Disebabkan Orangtua dan Efek Jangka Panjang Pada Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.