TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Parenting Rekomendasi WHO yang Bisa Dipraktikkan Selama PSBB

Kesempatan emas untuk mendekatkan diri dengan keluarga

freepik

Ketika pekerja kantoran diwajibkan WFH, anak sekolah diminta belajar di rumah, tantangan baru akan dihadapi sebuah keluarga. Kegiatan mengisolasi diri di rumah bisa menjadi waktu yang cukup menyibukkan bagi keluarga yang sudah mempunyai anak.

Selain harus tetap megerjakan pekerjaan kantor, orangtua mempunyai job desk lain untuk mengawasi dan mendidik si anak yang setidaknya sejalan dengan yang dilakukan di sekolah.

Juggling melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan, bisa menjadi salah satu pemicu stres selama pandemi berlangsung. Hal ini, menurut WHO dapat memicu permasalahan lain dalam rumah tangga yang khususnya menimpa perempuan dan anak-anak. Sebagai antisipasi terhadap hal yang tidak diinginkan, WHO merekomendasikan 6 tips parenting berikut.

1. Meluangkan waktu khusus bersama dengan buah hati

freepik.com/prostooleh

PSBB bisa jadi merupakan kesempatan emas untuk mengeratkan bonding dengan sang anak. Hubungan yang hangat dengan sang buah hati dapat diwujudkan apabila mereka merasa diperhatikan, dicintai, dan merasa aman. Hal itu bisa dicapai dengan meluangkan waktu khusus bersama. Tidak harus berlama-lama, untuk setiap anak, spare waktu minimal 20 menit hingga 30 menit, - sesuai dengan kapasitasmu si orangtua. 

Selama beberapa waktu  bersama anak, orangtua bisa bertukar pikiran dan dan ide tentang berbagai hal. Orangtua bisa bertanya kepada anak mengenai aktivitas yang disukai, dan ingin dilakukan.

Selanjutnya bersama mereka, orangtua bisa melakukan aktivitas bersama, yang sebaiknya, aktivitas tesebut tidak bertentangan dengan physical distancing. Selama waktu tersebut, usahakan untuk menghindari distraksi TV dan handphone . Dengan menyimak dan memberi perhatian penuh pada sang anak, mereka menjadi merasa penting sehingga lebih percaya diri.

Baca Juga: Mati Gaya? 8 Hal Ini Bikin Kamu Tetap Bahagia dan Eksis Selama PSBB 

2. Tetap berpikir dan berperilaku positif

freepik.com/proostoleh

Sebagian anak-anak mempunyai pembawaan yang bebas dan sulit diatur. Sering kali tingkah mereka yang tidak sesuai kehendak membuat orang tua jengkel dan tersulut emosi. Akan tetapi, jangan sampai fluktuasi emosi tersebut membuat si orangtua hilang kendali sehingga mengatakan sesuatu yang negatif dengan cara yang kasar seperti berteriak. Alih-alih menurut, anak justru akan semakin tertekan sehingga memperburuk keadaan. 

Orangtua harus mengusahakan untuk mengucapkan kata-kata positif, sebagai ganti kalimat yang mengandung unsur negatif. Misalnya, mengganti kata "jangan" dengan "tolong". Ambil perhataian si anak dengan memanggil nama mereka secara lembut.

Apabila si anak menurut dan bersikap baik, jangan ragu untuk memujinya. Sikap positif lain yang bisa dilakukan orangtua yaitu dengan mengajak anak untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman-temannya melalui obrolan jarak jauh. 

3. Menyusun rutinitas baru

freepik.com/freepik

Membuat rencana kegiatan membantu sebuah keluarga beradaptasi dengan kondisi sekarang. Orangtua dianjurkan untuk membuat jadwal kegiatan harian bagi sang anak. Jadwal dibuat konsisten, menyerupai jadwal yang dimiliki anak di sekolah namun tetap fleksibel agar tidak menyulitkan. Jangan lupa untuk melibatkan si anak dalam penyusunan jadwal harian. Hal ini akan membuat mereka lebih bersenang hati dalam melaksanakannya.

Rutinitas merupakan kesempatan orang tua untuk mengarjarkan tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat.  Misalnya, hal-hal  sesuai dengan prinsip pencegahan, seperti olahragam mencuci tangan, physical distancing, dan sebagainya. Di sini, orangtua berperan sebagai role model bagi anak dalam menerapkannya. 

4. Terapkan metode konsekuensi untuk mengantisipasi perilaku kurang baik sang anak

freepik.com/prostooleh

Anak-anak cenderung bersikap kurang baik ketika mereka kelelahan, bosan ataupun lapar. Mereka bisa melakukan perbuatan yang bahkan tidak diduga sebelumnya. Hal ini bisa terjadi kapan saja dan sering kali membuat orangtua kewalahan.

Berteriak atau membentak menjadi jalan keluar cepat, namun kembali ke poin nomor 2, tetap berfikir positif. Ambil jeda sejenak, sekitar 5 hingga 10 menit dengan menarik napas perlahan untuk menenangkan diri. Dengan pikiran yang lebih tenang, orang tua dapa memikirkan cara yang lebih efektif.

Untuk mengantisipasi "kenakalan" si anak, orangtua sebaiknya menjelaskan konsekuensi yang akan mereka terima ketika bersikap tidak baik. Dengan metode konsekuensi, anak akan terlatih untuk bertanggung jawab dan disiplin. Akan tetapi, orangtua juga harus bisa memastikan konsekuensi yang dibuat realistis dan tidak berlebihan.

5. Tetap tenang dan kendalikan stres

unsplash.com/@fairytailphotography

Menanggung beberapa tanggung jawab sekaligus tidak pelak membuat orang tua menjadi  stres. Dengan situasi seperti sekarang, sangat wajar menjadi demikian. Pengendalian stress merupakan faktor esensial bagi ibu maupun ayah untuk tetap bisa menjalankan peran orang tua yang baik.

Meskipun mengasuh sang anak akan menyita banyak waktu, jangan pernah lupa untuk memperhatikan diri. Ketika orang tua merasa lelah, tidak ada salahnya mengambil jeda untuk bersantai, menenangkan diri dan melakukan hal favorit. Misalnya ketika anak sudah tertidur. 

Ketakutan yang dialami mengenai corona bukan kamu sendiri yang mengalami. Di luar diri, ada banyak pihak yang juga merasakannya, termasuk sang buah hati. Mereka juga bisa mengalami kepanikan dan stress. Oleh karena itu, peran orangtua untuk menenangkan dan mendengarkan sang anak juga penting untuk menenangkan mereka.

Baca Juga: 5 Alasan Peran Nenek Mengasuh Anak Jangan Melebihi Orangtua Sendiri

Verified Writer

Hanifah Nd

In the journey of finding Y

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya