TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bukan Ancaman, Ini 5 Bentuk Disiplin Positif pada Anak

Yuk, bentuk kepribadian disiplin pada anak!

Pexels/Gustavo Fring

Anak yang disiplin sejak kecil, cenderung lebih mudah untuk sukses dalam hidupnya. Ia memahami apa yang baik atau buruk untuk dirinya. Meskipun begitu, terkadang orangtua bisa mendidik anak terlalu keras hingga ia malah tumbuh penuh ketakutan.

Lantas, bagaimana langkah untuk mendidik anak secara positif? Berikut caranya!

1. Bersikap tegas, bukan marah

Pexels/Pixabay

Apa sih perbedaan tegas dan marah? Ketika bersikap tegas, kamu tahu apa batasan yang kamu berikan pada anak. Sedangkan ketika marah, kamu hanya melampiaskan emosi negatifmu saja.

Ingat! Dalam disiplin positif, kita harus bersikap tegas, bukan marah! Tegas di sini gak hanya perkataan saja, namun juga bahasa tubuh. Jangan sampai anak bingung dengan pola disiplin kita, ya!

2. Beri dukungan, bukan hukuman

Pexels/Gustavo Fring

Hukuman bukanlah strategi disiplin yang tepat untuk mendidik anak. Ketika anak dihukum, ia cenderung merasa terluka dan akhirnya bersikap baik hanya untuk menghindari hukuman. Kalau sudah begini, anak tidak akan disiplin karena kemauannya sendiri.

Daripada menghukum, kita perlu mendukung anak. Misalnya, saat anak mendapat nilai jelek, kita bisa memuji usahanya.

Lalu, kita bisa mengajaknya belajar bersama supaya nantinya mendapat hasil yang maksimal. Pasti anak bakal semakin bersemangat karena tahu kita mendukungnya!

Baca Juga: 5 Alasan Kekerasan Verbal Bisa Lebih Parah dari Kekerasan Fisik

3. Fokus pada penyebab, bukan kejadian

pexels/Ba

Ketika anak mulai bersikap tidak baik, cobalah untuk mencari penyebabnya dahulu! Misalnya, apa yang membuat anak menangis? Mengapa anak kesal? Mengapa anak merusak barang tersebut?

Terkadang, kita terlalu fokus pada kesalahan anak, sehingga tidak mencari tahu apa yang membuat anak bersikap demikian. Namun, ketika kita tahu apa penyebabnya, kita mampu bersikap lebih sabar dan tahu alternatif terbaik untuk menenangkan anak. 

4. Buat batasan pada anak bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuka hatinya

pexels/josh

Di poin pertama, disebutkan bahwa kita perlu memberi batasan pada anak. Batasan ini diperlukan agar anak tahu bahwa segala sesuatu tidak bisa berjalan sesuai hatinya. Ada hal-hal di luar batas yang tidak bisa mereka kontrol.

Ketika anak paham akan batasan-batasan tersebut, ia cenderung lebih mudah untuk memahami apa yang baik dan buruk. Dengan memahami batasan, anak juga bisa belajar lebih siap apabila sesuatu tidak terjadi sesuai rencananya.

Baca Juga: Siap Mendidik Anak, Ini Dia 5 Tips Menjadi Orangtua Masa Kini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya