TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Efektif Ajarkan Ketekunan pada Anak

Sebagai bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan

ilustrasi parenting (pexels.com/Gustavo Fring)

Mengajarkan ketekunan pada anak adalah sebuah proses yang penting untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan, kebiasaan, dan sikap mental yang akan membantu mereka meraih kesuksesan di masa depan. Selain itu, mengajarkan ketekunan pada anak juga akan membantu mereka mengembangkan ketangguhan mental, kemampuan mengatasi kegagalan, dan kedisiplinan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.

Ada beberapa cara efektif untuk mengajarkan ketekunan pada anak. Dengan mempelajari nilai ketekunan sejak usia dini, anak-anak akan memiliki pondasi yang kuat dan mengambil inisiatif dalam meraih impian mereka. Yuk, langsung simak!

Baca Juga: 5 Tips Membentuk Sifat Rajin pada Anak, Ajarkan Sedini Mungkin!

1. Mengajarkan anak-anak tentang kekuatan kata belum

ilustrasi parenting (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat anak-anak merasa frustasi, mereka sering mengungkapkan perasaan tersebut dengan kalimat-kalimat seperti, "Saya tidak mengerti ini," atau "Saya tidak bisa melakukannya," atau "Ini tidak masuk akal." Namun, percakapan dalam diri mereka memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara mereka menangani kesulitan. Salah satu konsep yang dapat membantu mengubah pola pikir negatif menjadi positif adalah dengan memahami dan menggunakan kekuatan kata "belum".

Ketika kita menambahkan kata "belum" di akhir kalimat, kita memberikan pesan kepada diri sendiri bahwa kita mengakui kesulitan yang kita hadapi dan bahwa kita akan terus berusaha mengatasinya. Contohnya, dengan mengubah pernyataan "Saya tidak mengerti ini" menjadi "Saya belum mengerti ini," kita membuka pintu untuk perkembangan dan pembelajaran lebih lanjut. Penggunaan kata "belum" mengimplikasikan bahwa kita menghadapi tantangan sebagai suatu perjalanan yang sedang berlangsung, dan kita sedang menuju pencapaian yang diinginkan.

Baca Juga: 5 Tips Membentuk Sifat Rajin pada Anak, Ajarkan Sedini Mungkin!

2. Dorong sikap positif terhadap belajar

ilustrasi parenting (pexels.com/Mikhail Nilov)

Membangun sikap positif terhadap pembelajaran merupakan langkah penting dalam membantu anak-anak mengembangkan minat dan kecintaan terhadap pengetahuan. Ketika anak-anak memiliki sikap positif terhadap pembelajaran, mereka akan lebih terbuka dan antusias dalam mengeksplorasi dunia pengetahuan. Mereka akan melihat pembelajaran sebagai petualangan yang menarik, bukan sebagai tugas yang membosankan.

Dengan memiliki sikap positif, mereka akan merasa termotivasi untuk terus belajar, mencari tahu, dan mengembangkan keterampilan baru. Sikap positif juga membantu mereka mengatasi rasa takut terhadap kesalahan atau kegagalan, sehingga mereka lebih berani mengambil risiko dalam proses pembelajaran. Selain itu, anak-anak dengan sikap positif terhadap pembelajaran cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi, karena mereka percaya bahwa mereka mampu menguasai materi dan mencapai kesuksesan dalam belajar.

3. Berikan pujian untuk usahanya

ilustrasi parenting (pexels.com/Monstera)

Pujian memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia dapat memotivasi dan membimbing seorang anak. Namun, tidak semua jenis pujian memberikan dampak yang positif. Pujian yang terfokus pada hasil dan kemampuan sering menghasilkan pola pikir yang tetap. Pujian seperti "Kamu sangat pintar!" atau "Kamu alami dalam hal ini!" membuat anak cenderung melihat kecerdasan mereka sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah. Mereka mungkin menjadi takut akan kegagalan dan enggan mencoba hal-hal baru.

Dalam konteks ini, konsep growth mindset muncul sebagai alternatif yang lebih efektif. Pikiran berkembang menekankan pada upaya dan proses belajar. Ketika kita memuji anak-anak atas upaya mereka daripada kemampuan, kita membantu mereka memahami bahwa otak mereka bersifat lentur dan mampu berkembang. Pujian yang terfokus pada upaya efektif dapat memberikan motivasi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan.

4. Menjadi teladan dalam mengatasi tantangan

ilustrasi parenting (pexels.com/Basil Otshudi)

Komunikasi yang terbuka dan empati merupakan kunci utama dalam membantu anak mengatasi tantangan. Mendengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara tentang masalah yang mereka hadapi dan mencoba memahami perasaan mereka akan memberikan mereka rasa didengar dan dipahami. Dengan komunikasi yang baik, anak-anak akan merasa lebih nyaman untuk mencari solusi atas tantangan yang mereka alami.

Selain itu, berbagi pengalaman pribadi juga merupakan langkah yang efektif dalam memberikan dorongan kepada anak. Dengan menceritakan kisah-kisah bagaimana kita menghadapi kesulitan yang serupa di masa lalu, anak-anak akan melihat bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tantangan. Pengalaman pribadi yang kita bagikan dapat menjadi inspirasi bagi mereka, serta membantu mereka menyadari bahwa mereka memiliki potensi dan kemampuan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Baca Juga: 5 Cara Efektif Ajarkan Anak tentang Pentingnya Kejujuran

Verified Writer

Larasati Ramadhan

Ig: @larasatiram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya