TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips saat Ada Masalah dengan Tetangga, Jangan Ribut di Grup WA!

Ingat bahwa tetangga lebih dekat dari saudara

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Hidup rukun dengan tetangga baik untuk kualitas hidup kita. Bagaimanapun, kita menghabiskan begitu banyak waktu di sekitar tempat tinggal. Kita bahkan dapat menghuni sebuah rumah sampai maut menjemput.

Kalau ada masalah dengan tetangga yang tidak diselesaikan secara bijaksana, tentu lingkungan tempat tinggal akan jauh dari kedamaian. Bahkan persoalan dan kebencian dapat tanpa sadar kita turunkan pada anak-anak sehingga dua keluarga bertikai untuk selamanya. Ini tidak boleh terjadi.

Dalam interaksi dengan siapa pun, persoalan pasti sesekali akan mewarnai. Akan tetapi, jangan lupa bahwa tetangga adalah orang yang paling cepat membantu kala kita mengalami kesusahan karena posisinya yang dekat. Selesaikan masalah dengan tetangga secara arif dengan cara berikut ini.

1. Jangan cepat emosi, utamakan berpikir positif dan saling memaafkan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Cliff Booth)

Tetangga kita juga manusia biasa. Ia pasti bisa berbuat salah bahkan tanpa sempat menyadarinya. Kita harus mengutamakan pemikiran yang positif sebelum menarik kesimpulan dari suatu peristiwa tidak menyenangkan yang melibatkannya.

Mungkin dia gak sengaja atau tak menyadari kerugian yang kita alami. Kita juga mesti yakin dulu bahwa semua ini dapat dibicarakan baik-baik. Sekali kita menegur kesalahannya dengan sopan, ia bakal segera meminta maaf.

Jangan belum apa-apa kita telah begitu percaya bahwa dia memang punya niat jahat. Juga sekesal apa pun kita, tetaplah mengutamakan saling memaafkan. Hindari segala bentuk dendam sebab kita dan tetangga masih akan hidup berdampingan dalam waktu yang begitu lama.

2. Hubungi secara pribadi, bukan langsung di grup warga

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sekarang kelompok apa saja biasanya ada grup WA, termasuk grup warga. Berhati-hatilah dalam mengunggah atau mengomentari apa pun di grup tersebut. Bila kita ada masalah dengan salah satu tetangga, tak perlu mempersoalkannya di grup warga.

Persoalan dengan satu atau dua orang sebaiknya langsung dibicarakan dengan yang bersangkutan saja. Gak usah menciptakan kegemparan di grup warga dengan masalah tersebut. Problem aslinya tak seberapa, tetapi rasa malu tetangga dapat membuatnya sangat marah dan memperburuk situasi.

Kalau langsung membahasnya di grup warga saja tidak boleh, apalagi menyindir tetangga melalui status di media sosial. Orang yang membacanya akan lebih banyak lagi. Gak ada manfaatnya bersikap seperti itu dan lebih baik membicarakannya secara personal.

Baca Juga: 7 Bantuan untuk Tetangga yang Berduka, Kecil tapi Sangat Berarti

3. Bertamu ke rumahnya secara baik-baik

ilustrasi percakapan (pexels.com/Cliff Booth)

Walaupun kita bisa mengirim pesan atau menelepon, masalah yang lebih serius sebaiknya dibicarakan dalam pertemuan tatap muka. Ini akan mengurangi potensi kesalahpahaman. Pertemuan langsung juga memungkinkan kita saling membaca bahasa tubuh sehingga pemaknaan akan perkataan lawan bicara lebih menyeluruh.

Bila kita datang saja sudah diawali dengan mengucapkan salam dan raut wajah ramah sekalipun sedang ada masalah dengan tuan rumah, hatinya pasti melunak. Dalam komunikasi via telepon atau teks, raut wajah kita tidak terlihat. Orang dapat membaca pesan kita dengan nada tinggi, padahal kita santai saja ketika mengetiknya.

Sampaikan ganjalan di hati secara baik-baik. Bila ada yang perlu ditanyakan, hindari kesan menuduh. Bicaralah dengan nada rendah, tetap sopan, dengarkan penjelasannya sampai selesai, kemudian cari solusi bersama.

4. Jangan dijadikan bahan gosip

ilustrasi bergosip (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika kita kesal akan sesuatu, biasanya kita ingin sekali membahasnya dengan orang lain. Begitu pula saat kita ada masalah dengan tetangga. Dorongan buat membicarakannya bersama tetangga-tetangga lain amat kuat.

Tahan diri, ya! Jangan jadi penggunjing di mana pun kita berada. Kita juga tidak perlu berdalih sekadar curhat pada mereka karena akibatnya bisa serius.

Kita pasti hanya menuturkan persoalan dari kacamata pribadi. Itu berarti kita yang benar dan orang lain yang bersalah. Emosi yang terlampau kuat juga bikin kita gampang menjelek-jelekkannya.

Jika sampai dia mendengar gunjingan itu, pasti persoalan menjadi tambah besar. Citra kita juga tak lantas positif dengan membicarakan masalah ke sana kemari. Orang-orang yang diajak bergunjing akhirnya tahu bila karakter kita kurang baik.

5. Minta bantuan ketua lingkungan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Cliff Booth)

Kita memang tidak boleh menggunjingkan tetangga yang sedang bermasalah dengan kita. Namun, kita boleh sekali meminta bantuan pada ketua lingkungan untuk menengahi persoalan. Ini sudah bagian dari tugasnya saat kita kesulitan menyelesaikan masalah sendiri.

Bergunjing dengan minta bantuan pada orang yang tepat jelas berbeda. Gosip hanya memperkeruh persoalan. Sedangkan minta bantuan ketua lingkungan, akan mempercepat penyelesaiannya. Ia pasti punya kearifan terkait problem warganya.

Dengan catatan, kita pun jangan mengeyel saja. Bantuan ketua lingkungan tidak berarti ia pasti memenangkan kita. Sering kali kedua belah pihak yang bertikai harus sama-sama menurunkan ego dan menyadari porsi kesalahan masing-masing.

Baca Juga: 5 Cara Gampang Akrab dengan Tetangga Baru, Beri Sambutan Hangat

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya