TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Haruskah Memberi THR ke Keponakan Tiap Tahun? Ini Pertimbangannya

Hindari mewajibkan tradisi yang memberatkan

ilustrasi memberikan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tunjangan Hari Raya atau THR ternyata gak cuma ada di dunia kerja. Dalam kehidupan mayoritas masyarakat juga ada THR yang diberikan pada saudara-saudara ketika Lebaran sekalian bersilaturahmi. Umumnya THR atau salam tempel ini diberikan pada orang yang lebih tua pada orang yang lebih muda, khususnya anak-anak.

Termasuk keponakan atau anak dari saudara-saudaramu bila kamu memilikinya. Besarannya bervariasi tergantung kemampuan dan keikhlasan pemberi. Namun, sebenarnya bagi-bagi THR pada keponakan ini wajib atau gak, sih?

Kalau tahun kemarin dirimu membagikannya, apakah tahun ini dan seterusnya juga harus melakukannya? Ada enam pertimbangan yang dapat membantumu membuat keputusan paling bijaksana. Simak di bawah ini dan ingat untuk tak memaksakan diri.

1. Kondisi finansial sendiri

ilustrasi stres keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski jumlah THR yang dibagikan bebas biasanya ada perbedaan nilai antara salam tempel buat keponakan dari saudara kandung, keponakan dari saudara sepupu, dan anak tetangga. Kian dekat hubungan persaudaraannya denganmu umumnya uang yang diberikan juga kian besar. Misalnya, Rp50 hingga 100 ribu per kepala.

Kalau kamu cuma punya dua keponakan, memberikan THR sebesar itu barangkali masih terasa ringan. Namun, bila keponakanmu banyak bisa memberatkan. Terlebih ketika kondisi finansialmu lagi kurang bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meski berbagi apalagi pada keponakan sendiri merupakan hal baik, ini dapat berubah menjadi buruk jika kamu memaksakan kemampuan. Dirimu tetap harus mengutamakan keamanan kondisi keuangan pribadi sebelum bagi-bagi THR. Jangan memandangnya sebagai kewajiban sampai menyusahkan diri sendiri.

2. Ajaran saudaramu pada anak-anaknya

ilustrasi dua anak (pexels.com/Noor Aldin Alwan)

Bila pun secara finansial kamu mampu memberikan THR pada seluruh keponakan, jangan abaikan ajaran yang ada dalam rumah tangga saudara-saudaramu. Ajaran ini bisa berbeda dari yang kamu terapkan pada anak-anakmu sendiri. Misalnya, dirimu mengajarkan pada anak untuk menerima setiap pemberian dari orang lain sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih padanya.

Akan tetapi, saudaramu membatasi bentuk pemberian yang boleh diterima oleh anak. Uang termasuk pemberian yang perlu ditolak oleh anak karena sejumlah alasan. Seperti saudaramu gak mau anaknya menjadi mata duitan, mudah diiming-imingi oleh orang jahat, dan perkara uang cukup berasal dari orangtua.

Kalau ajaran saudaramu pada anaknya begitu, hargai dengan tidak memberikan THR. Satu keponakan tak diberi THR, maka keponakan yang lain pun sama walaupun ajaran orangtuanya berbeda-beda. Tujuannya, supaya mereka tidak saling iri.

3. Usia keponakan

ilustrasi bersama keponakan (pexels.com/Tuan PM)

Buat apa memberikan uang pada anak yang belum mengerti tentangnya? Anak balita apalagi batita tidak menganggap uang sebagai benda yang penting. Lebih penting bagi mereka adalah makanan serta minuman yang bisa langsung dirasakan atau mainan.

Sementara itu, kamu juga mungkin punya keponakan yang berusia sama denganmu atau malah lebih tua. Biasanya keponakan sepantar begini merupakan anak dari kakak sepupu yang usianya jauh di atasmu. Kalian sama-sama sudah bekerja sehingga dirimu gak perlu memberinya THR.

Baca Juga: 5 Sikap Tidak Bijak Orangtua tentang Salam Tempel Anak

4. Kemungkinan keponakan jadi materialistis

ilustrasi bersama keponakan (pexels.com/Tuan PM)

Saudaramu membolehkan anak-anaknya menerima THR dari om dan tante. Namun, bukan berarti kamu mesti memberikannya setiap tahun. Apalagi jika dirimu melihat tanda-tanda yang kurang baik akibat pemberian salam tempel pada tahun-tahun sebelumnya.

Walau niatmu berbagi baik, tetapi tampaknya keponakan-keponakanmu menjadi gak sepolos saat pertama menerima THR. Makin ke sini mereka makin mengharapkan pemberian darimu, khususnya dalam bentuk uang. Ketika kamu memanggil misalnya, keponakan bertanya apakah dirimu hendak memberinya uang?

Begitu juga saat dirimu meminta tolong. Permintaan tolong sesederhana apa pun pasti mendapat syarat dari keponakan. Yaitu, kamu mesti memberinya uang sebagai upah baru dia mau melakukannya. Bila tanda negatif begini mulai terlihat, lebih bijak untukmu menghentikan bagi-bagi THR daripada mereka benar-benar tumbuh dengan sifat materialistis.

5. Kondisi ekonomi saudaramu yang lebih baik

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/cottonbro studio)

Kondisi ekonomimu dengan saudara tidak mungkin sama persis. Dia bisa jauh lebih kaya darimu dan membuat THR yang kamu berikan pada anaknya terasa kurang berharga. Dirimu cuma memberinya 20 ribu rupiah dengan pertimbangan uang segitu sudah bisa dibelikan jajanan kesukaan anak-anak.

Namun, saudaramu terbiasa memberi anaknya uang minimal 50 ribu rupiah. Itu pemberian untuk hari-hari biasa buat uang sakunya. Kalau Lebaran, dia memberikan uang yang berlipat-lipat jumlahnya.

Anak yang terbiasa memperoleh uang dalam jumlah banyak bisa menjadi kurang suka jika kamu memberinya nominal yang lebih kecil. Untuk menjaga perasaanmu dari kemungkinan keponakan bersikap meremehkan, THR dapat ditiadakan. Toh, keponakanmu memang tidak terlalu membutuhkannya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya